Logo Network
Network

Mengenal Mbah Mutamakkin, Wali Penyebar Agama Islam di Pesisir Utara Jawa

Achmad Fakhrudin
.
Sabtu, 05 Februari 2022 | 10:45 WIB
Mengenal Mbah Mutamakkin, Wali Penyebar Agama Islam di Pesisir Utara Jawa
Tampak depan Makam Mbah Mutamakkin (foto: Instagram)

PATI, iNews.id -KH Ahmad Mutamakkin atau yang akrab disebut Mbah Mutamakkin oleh sebagian besar masyarakat Kabupaten Pati merupakan wali Allah Swt yang menyebarkan agama Islam di pesisir utara Jawa pada abad 17

Mbah Mutamakkin juga memiliki nama familiar lain, yakni Ki Cebolek atau nama aslinya yakni Sumohadinegoro, yang dipercaya sebagai nama gelar kebangsawanannya. Beliau berasal dari Tuban, Jawa Timur.

Secara Nasab, Mbah Mutamakkin merupakan cucu Raden Patah, Sultan Demak dari Sultan Trenggono yang menikahkan putrinya dengan Jaka Tingkir. Sedangkan dari garis ibu merupakan cucu Raden Tanu, Tuban yang menggaris hingga Prabu Brawijaya V. 

Mbah Mutamakkin dikenal sebagai seorang yang haus berburu ilmu pengetahuan, di abad 17 inilah Mbah Mutamakkin berguru pada Syekh Muhammad Zayn Al Misjaji dari Yaman. Dari berguru itulah nama Mutamakkin didapatkan, yang berarti meneguhkan hati.

Makam Mbah Mutamakkin berada di Desa Kajen, Kecamatan Margoyoso, Kabupaten Pati, setiap hari pesareannya tidak pernah sepi peziarah, apalagi sekarang di Desa Kajen kedapatan puluhan pondok pesantren menjadikan Kajen dijuluki sebagai 'Kota Santri'. Banyak santri yang datang, melantunkan ayat-ayat suci al-Qur'an.

Keberadaan pesantren tentunya tidak luput dari peranan Mbah Mutamakkin yang menyebarkan agama Islam di wilayah Pati. Pondok pesantren yang berdiri di tanah Kajen dan sekitarnya, sebagian besar pendirinya merupakan anak-cucu dari Mbah Mutamakkin yang dimulai awal abad 19.

Hal tersebut tidak lain juga atas wasiat Mbah Mutamakkin kepada cucunya, yang menyebutkan "sing sopo wonge ngaku anak putuku kok gelem mulang, yen ora kuat mangan, mongko ongkak-ongkao pathokku" (siapa yang mengaku sebagai anak turunku yang mau mengajar, apabila tidak sanggup menghidupi diri dalam keseharian maka saya persilakan untuk mengoyak batu nisanku).

Sederet anak cucu Mbah Mutamakkin menjadi tokoh-tokoh besar dan berkontribusi pada pengembangan Islam, khususnya di Indonesia. Antara lain Hadratusyaikh Hasyim Asy'ari pendiri Nahdlatul Ulama (NU), KH Bisri Syansuri salah satu pendiri NU, KH Raden Asnawi Kudus, KH Yasin (Jekulo, Mujjz Dala'ilul Khoirot) KH Mahfudz Salam,  KH Fachrurrozi Nawawi pendiri madrasah perempuan pertama di Kajen, KH Sahal Mahfudz.

hingga periode sekarang yang akrab ditelinga publik adalah KH Ahmad Bahauddin Nur Salim (Gus Baha' Rembang), KH Said Aqil Siradj dan masih banyak ulama-ulama di Indonesia merupakan keturunan Mbah Mutamakkin.

Haul Mbah Mutamakkin diperingati setiap tanggal 10 Muharram penanggalan hijriyah. Pada haul Mbah Muamakkin inilah para alumni santri sering mengadakan temu alumni, sowan kiai dan saling silaturahmi atau pada santri merupakan waktu sambangan atau kunjungan.

Dihimpun dan dikutip dari berbagai sumber literatur.

 

 

Editor : Achmad Fakhrudin

Follow Berita iNews Muria di Google News

Bagikan Artikel Ini