get app
inews
Aa Read Next : Sering Jadi Perdebatan, Ternyata Begini Hukum Wanita yang Bekerja

Masjid sebagai Pusat Ibadah, Pusat Pendidikan, dan Pemberdayaan Ekonomi

Jum'at, 14 April 2023 | 10:52 WIB
header img
Ketua Baznas Surakarta KH M Qoyim memberi sambutan dalam sarasehan berema optimalisasi pemberdayaan umat berbasis masjid, Kamis (13/4/2023).

SEBAGAI pusat kegiatan sosial keagamaan masyarakat terutama dalam penghimpunan zakat, infak, sedekah, dan zakaf, masjid memiliki peran strategis dalam mewujudkan kesejahteraan dan pemberdayaan ekonomi umat.

Sejarah mencatat, Rasullah SAW menjadikan Masjid Nabawi bukan hanya sebagai pusat ibadah, namun juga sebagai pusat pendidikan, pemberdayaan ekonomi dan kesejahteraan umat melalui Baitul Mal (ZISWAF). ZISWAF yang terkumpul dikelola dan didistribusikan bagi pemberdayaan ekonomi umat berdasarkan prinsip syariah.

Masjid menjadi pusat pengembangan ekonomi, ilmu pengetahuan dan peradaban Islam. Dari masjid dikembangkan berbagai kegiatan yang mengarah pada terwujudnya masyarakat madani.

Namun saat ini, sebagian besar fungsi masjid masih hanya sebagai pusat ibadah ritual keagamaan, sehingga potensi sebagai pusat pengembangan ekonomi dan keuangan syariah umat belum optimal.

Indonesia dengan mayoritas penduduk muslim terbesar di dunia memiliki potensi ekonomi dan keuangan syariah (EKSyar) berbasis masjid yang besar.

Data Kementerian Agama menyebut, jumlah masjid dan mushola yang terdata saat ini adalah 660.290 buah, dengan 298.101 diantaranya adalah masjid.

Apabila semua masjid bisa berfungsi sebagai wadah pemberdayaan masyarakat dan peningkatan ekonomi umat, baik itu melalui Baitul Maal, unit pelayanan zakat, infak dan shadaqah (ZIS), maupun tempat berkumpulnya UMKM halal lokal, masjid dapat kembali mengambil peran sebagai pusat pengembangan dan pemberdayaan ekonomi umat sehingga dapat berperan langsung dalam pengentasan kemiskinan.

Nah, mempertimbangkan peran strategis masjid dalam pengembangan ekonomi dan keuangan syariah umat, masjid diharapkan dapat memperkuat pengembangan ekonominya.

Dana sosial seperti ZISWAF memiliki potensi yang besar untuk membangun kesejahteraan masyarakat. ZISWAF sebagai salah satu pilar pendukung perekonomian yang berkeadilan dan instrumen pengentasan kesenjangan ekonomi sosial, diharapkan dapat mendukung tumbuhnya sentra produksi baru yang berkontribusi terhadap kesinambungan dan inklusivitas program pembangunan daerah.

"Selain untuk pembangunan sarana dan prasarana keagamaan, implementasi penyaluran ZISWAF juga dapat digunakan di bidang pendidikan, kesehatan dan sosial," kata Kepala Perwakilan Bank Indonesia Solo Nugroho Joko Prastowo.

Ya, Bank Indonesia Solo bersama Baznas dan kementerian agama se-Solo Raya mengadakan sarasehan dengan Unit Pengumpul Zakat (UPZ) Masjid dan Dewan Masjid Indonesia. Temanya, optimalisasi pemberdayaan umat berbasis masjid.

Selain Kepala Perwakilan Bank Indonesia Solo, sarasehan juga dihadiri Ketua Baznas, Kantor Kementerian Agama, Kepala Bagian Kesejahteraan Rakyat, Dewan Masjid Indonesia, dan perwakilan UPZ Masjid se-Solo Raya. Sarasehan itu adalah salah satu upaya konsisten pelaku ekonomi keuangan syariah (EKSyar) untuk mendorong akselerasi EKSyar demi kesejahteraan umat.

Melalui berbagai program pemberdayaan ekonomi, masjid bisa menjadikan mustahik sebagai pengusaha/pedagang dengan memberikan modal usaha. Tentunya, program pemberdayaan ini akan lebih optimal apabila diiringi dengan pendampingan terarah sehingga hasilnya sesuai dengan target.

Dalam kegiatan itu dihadirkan Masjid Al Falah Sragen untuk berbagi success story dalam pemberdayaan ekonomi berbasis Masjid termasuk pengelolaan ZIS dan unit usahanya.

Pada tahun 2022 masjid tersebut mampu menghimpun dana Rp2,4 milyar yang digunakan untuk kegiatan dakwah, pemberdayaan ekonomi, sosial kemasyarakatan, dan operasional. Keuangan masjid dikelola dan diaudit secara berkala oleh lembaga resmi Lembaga Amil Zakat Infaq Sedekah Muhammadiyah (Lazismu) Sragen, sehingga keuangan masjid tersistem dan tercatat dengan baik.

Masjid Al Falah juga mengembangkan pemberdayaan ekonomi kepada Pedagang Kaki Lima (PKL) di sekitar masjid agar dapat naik kelas dari mustahik menjadi muzakki.

"Melalui success story ini, harapannya masjid lainnya tergerak untuk dapat mereplikasi program-program yang dijalankan sehingga masjid dapat berfungsi selain sebagai pusat dakwah juga menjadi pusat pengembangan ekonomi syariah umat.(*) 

Editor : Langgeng Widodo

Follow Berita iNews Muria di Google News Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut