YOGYAKARTA, iNewsMuria - Mantan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan, Mahfud MD, menyatakan kesiapannya untuk diperiksa Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terkait dugaan penggelembungan anggaran proyek Kereta Cepat Jakarta–Bandung, Whoosh.
Mahfud mengungkap adanya indikasi mark up biaya pembangunan yang signifikan dalam proyek Whoosh, yang menurutnya telah diketahui KPK sebelum ia mempublikasikan informasi tersebut. Dalam wawancara di Yogyakarta pada Minggu (26/10/2025), ia menegaskan, “Iya, saya siap dipanggil. Kalau dipanggil, saya akan datang.”
Sementara itu, KPK menegaskan komitmennya untuk mengusut dugaan tindak pidana korupsi dalam proyek Kereta Cepat Whoosh. Pelaksana Tugas Deputi Penindakan dan Eksekusi KPK, Asep Guntur Rahayu, menyatakan, “Tentunya kami tidak menunggu,” di Gedung Merah Putih, Jakarta, pada Selasa (21/10/2025).
Mahfud menilai bahwa KPK tidak berhak memaksanya untuk membuat laporan resmi, karena tidak ada kewajiban hukum bagi seseorang untuk melapor. “Enggak berhak dia (KPK) mendorong. Laporan itu, enggak ada kewajiban orang melapor,” tegasnya saat ditemui di Kompleks Sasana Hinggil Dwi Abad, Yogyakarta.
Dalam video di kanal YouTube Mahfud MD Official pada 14 Oktober 2025, Mahfud memaparkan bahwa biaya pembangunan per kilometer proyek Whoosh mencapai 52 juta dolar AS, jauh lebih tinggi dibandingkan 17–18 juta dolar AS di China. “Ini siapa yang menaikkan? Uangnya ke mana?” tanyanya, menyoroti potensi mark up yang harus diteliti.
Menanggapi imbauan KPK agar ia melapor secara resmi, Mahfud melalui akun X pribadinya, @mohmahfudmd, pada 18 Oktober 2025, menegaskan bahwa laporan bukanlah kewajiban. Ia juga menyarankan KPK memanggil pihak yang memiliki data konkret dan lebih dulu mengungkap isu tersebut.
Juru Bicara KPK, Budi Prasetyo, menyatakan bahwa pihaknya terbuka terhadap data tambahan dari Mahfud untuk memperkaya penyelidikan. “Jika Prof. Mahfud ada data yang bisa menjadi pengayaan bagi KPK, kami sangat terbuka untuk mempelajarinya,” ujar Budi pada Senin (20/10/2025) di Jakarta.
Terkait utang proyek Whoosh, Mahfud mendukung langkah pemerintah untuk bernegosiasi dengan China guna menyelesaikan masalah keuangan. “Mau apa kalau sudah begini. Enggak bisa bayar, ya negosiasi,” tandasnya.
Editor : Arif F
Artikel Terkait
