GROBOGAN,iNewsMuria.id – Pasangan Calon Bupati dan Wakil Bupati Grobogan nomor urut 2, Bambang Pujiyanto dan Catur Sugeng Susanto (Batur) berkampanye di Kradenan, Rabu (9/10/2024).
Keduanya pun menyambangi Pasar Kuwu, para perajin garam di Bledug Kuwu, hingga bertemu guru ngaji dan kiai dalam kampanye Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Grobogan 2024.
Saat bertemu para pedagang, pasangan Batur menerima keluhan pedagang terkait sepinya pembeli. Penyebabnya diduga kondisi pasar yang kumuh, saluran macet sehingga sering meluap pas hujan.
“Saluran yang tak lancar menjadi permasalah utama, sehingga menyebabkan turunnya pembeli di pasar ini,” tutur seorang pedagang bumbu, Sri Martini.
Seusai bertemu dengan pedagang, pasangan Batur pun menyempatkan bertemu dengan para petani garam di objek wisata Bledug Kuwu dan mendengarkan permasalahan mereka.
Sadimin salah satu petani garam di Bledug Kuwu mengatakan, sulitnya pemasaran garam dari Bledug Kuwu karena kadar yodiumnya kurang dari 1 parts per million (ppm).
“Padahal sesuai Standar Nasional Indonesia (SNI) syaratnya harus mengandung yodium 30-80 ppm untuk menjadi garam konsumsi,” ujarnya.
Mendengar keluhan tersebut, Cabup Bambang Pujiyanto pun berjanji membantu para petani garam di Bledug Kuwu jika terpilih menjadi Bupati Grobogan dalam Pilkada 2024.
"Jika Tuhan berkehendak jadi bupati, kami ingin membantu melalui pemerintah meningkatkan kadar yodium di produksi garam, kemudian mempromosikan produk melalui digital," katanya.
Sementara pasangan Bambang Pujiyanto, yakni Cawabup Catur Sugeng Susanto didampingi Kiai Saidun menemui para Asatidz/Guru ngaji dan Kiai pesantren dalam tajuk Silaturahmi Guru Ngaji dan Kiai Pesantren.
Catur Sugeng bertemu dengan perwakilan 61 Guru Ngaji dan Kiai dari berbagai pesantren dan Majlis Ilmu seperti TPQ dan langgar se Kecamatan Kradenan.
Acara ini memang safari kampanye pasangan Bambang Catur untuk menjelaskan visi misi yang akan diselenggarakan saat menjabat Bupati dan Wakil Bupati Grobogan.
"Program Bambang Catur ini melangkapi yang sudah ada, yaitu adanya insentif bagi para guru ngaji. Setidaknya ada tambahan penerima manfaat yaitu para kiai masjid atau surau yang digunakan untuk ngaji anak-anak." terang Catur. (*)
Editor : Arif F