get app
inews
Aa Read Next : Tragis, Bocah Balita Tenggelam di Sungai Tuntang Kedungjati Grobogan

BPBD Grobogan Berharap Kebijakan Pertamina Untuk BBM Kendaraan Droping Air

Senin, 09 Oktober 2023 | 17:47 WIB
header img
BPBD Grobogan menyalurkan bantuan air bersih ke sejumlah desa yang membutuhkan selama musim kemarau. (Istimewa)

GROBOGAN,iNewsMuria.id – Kemarau panjang yang melanda wilayah Jawa Tengah juga dirasakan di Kabupaten Grobogan. Saat ini sudah ada 116 desa di 19 kecamatan yang terdampak bencana kekeringan.

Pemkab Grobogan melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Grobogan melakukan penyaluran air bersih untuk masyarakat terdampak kekeringan. Namun hingga Senin (9/10/2023)  baru 112 desa di 18 kecamatan yang terlayani bantuan.

Hal itu, menurut Kepala Pelaksana BPBD Grobogan, Endang Sulistyoningsih melalui Kasi Kedaruratan Masrichan, karena terkendala keterbatasan mobil tangki yang dipergunakan untuk penyaluran air bersih.
 
Beruntung, lanjut Masrichan, ada bantuan mobil tangki dari sejumlah perusahaan yang bisa dipergunakan dalam penyaluran air bersih ke masyarakat di desa-desa yang dilanda krisis air bersih selama musim kemarau.

Kendala lainnya dalam penyaluran air bersih selain keterbatasan mobil tangki, menurut Kasi Kedaruratan, adalah biaya untuk kebutuhan BBM mobil tangki. Karena mobil tangki milik Pemkab berplat merah, maka menggunakan BBM nonsubsidi.

“Selama ini Pertamina menerapkan kebijakan penggunaan BBM bersubsidi untuk mobil plat merah hanya untuk mobil damkar,” jelas Masrichan.

Sehingga BPBD Grobogan dalam penyaluran air bersih mau tidak mau harus menggunakan BBM nonsubsidi yakni jenis Solar Dexlite. Padahal untuk kegiatan tersebut terkadang bolak-balik 3-4 kali, tentu berimbas pada kebutuhan BBM.

Masrichan pun memberikan gambaran perhitungan kebutuhan BBM Solar Dexlite. Untuk pengiriman air bersih jarak dekat kebutuhan BBM sekitar 10 liter, namun untuk lokasi yang jauh butuh 20-25 liter untuk sekali penyaluran.

 “Selisih antara BBM Solar dengan Solar Dexlite itu Rp10.000 per liter, jadi biaya antara Rp150.000-Rp200.000. Padahal, ini kategori bencana,” ujar Masrichan.

Karena itu, tambahnya, BPBD Grobogan berharap ada kebijakan khusus dari PT Pertamina (Persero) terkait penggunaan BBM bersubsidi untuk mobil tangki air selama penyaluran ke masyarakat terdampak kekeringan.

“Semoga PT Pertamina bisa memahami kondisi bencana kekeringan yang terjadi di Kabupaten Grobogan dan memberikan dispensasi agar mobil tangki yang kita gunakan bisa memakai BBM solar selama bencana,” kata Masrichan. (*)

Editor : Arif F

Follow Berita iNews Muria di Google News Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut