get app
inews
Aa Text
Read Next : Identitas Korban Tertemper KA Barang di Pulokulon Terungkap, Setelah Keluarga Lapor Polisi

Dilanda Kekeringan, Warga Kedungjati Grobogan Terpaksa Ambil Air di Tengah Hutan

Minggu, 30 Juli 2023 | 12:44 WIB
header img
Warga Dusun Pepe, Desa Prigi, Kecamatan Kedungjati, Kabupaten Grobogan mengambil air dari sumur di dalam hutan. (Istimewa)

GROBOGAN,iNewsMuria.id- Warga Dusun Pepe, Desa Prigi, Kecamatan Kedungjati, Kabupaten Grobogan mulai kesulitan mendapatkan air bersih akibat musim kemarau. Mereka terpaksa mengambil air dari sebuah sumur di tengah hutan, Minggu (30/7/2023).

Menurut Ponidi, warga Desa Prigi, setiap musim kemarau datang maka dipastikan Dusun Pepe akan mengalami kesulitan air bersih. Hal ini dialami warga setiap tahun, dan sampai saat ini belum ada solusi dari pemerintah.

"Ya setiap datang musim kemarau pasti kekeringan dan kesulitan mendapatkan air bersih. Ini sudah berlangsung sekitar dua bulanan," jelas Ponidi kepada media.

Guna memenuhi kebutuhan air bersih, lanjut Ponidi, warga terpaksa mencari air di hutan yang jaraknya paling dekat 2 km. Warga akan mendatangi sumur yang ada di hutan sebagai sumber air selama musim kemarau.

Air bersih yang didapatkan dari sumur yang ada di hutan tersebut, sambung Ponidi, digunakan warga untuk memenuhi kebutuhan air bersih harian. Baik itu untuk masak maupun keperluan lainnya. Warga pun rela menempuh jarak cukup jauh.

"Selama kekeringan di musim kemarau, warga mengandalkan sumur yang ada di hutan. Tapi air yang tersedia tidak mampu mencukup kebutuhan warga. Untuk itu berharap ada bantuan air bersih dari Pemkab Grobogan," kata Ponidi.

Sementara Nur Aisyah, warga Dusun Pepe mengaku harus bolak-balik ke sumur yang ada di hutan untuk mendapatkan air bersih yang akan digunakan untuk mencuci, mandi dan masak. Dengan menggunakan jerigen air diangkut ke rumah.

Dikatakan Nur Aisyah, saat ini ada empat sumur di dalam hutan yang diandalkan warga. Jaraknya paling dekat 2 km dari kampungnya. Kendati ada beberapa sumur, tambahnya, tidak setiap saat air di dalamnya bisa diambil warga.

"Jadi airnya tidak setiap saat keluar. Jadi warga harus menunggu sampai air di dalam sumur keluar dan bisa untuk diambil," jelasnya.

Bahkan, sambung Nur Aisyah, warga harus rela menunggu lama untuk mendapatkan air bersih dari sumur tersebut. Tak jarang warga rela menunggu pada malam hari sampai pagi hanya untuk mendapatkan air bersih untuk keperluan sehari-hari.

"Karena airnya kadang ada kadang harus menunggu, karena digunakan untuk satu kampung. Warga ambil tidak pasti setiap harinya, kalau ada air ya pada ambil. Karena kondisinya itu maka gantian, bahkan karena air keluar hanya pada waktu tertentu harus sabar menunggu," ujar Nur Aisyah. (*)

Editor : Arif F

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut