GROBOGAN,iNewsMuria.id-Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Grobogan Slamet Widodo mengatakan Dinkes akan terus memantau perkembangan dan penanganan medis atas Sumarlan (55) penderita obesitas di RSUD dr. R Soedjati Purwodadi.
"Alhamdulillah semula tidak mau dirujuk, sekarang sudah dirujuk di RSUD Purwodadi. Saya yakin untuk penanganan Sumarlan, RSUD sudah membentuk tim dari berbagai ilmu dan lintas spesialis," jelas Slamet Widodo, Selasa (4/7/2023).
Menurut Slamet di ruang kerjanya di Dinkes Grobogan, penangan terkait tindakan medis tentu menjadi ranah dari pihak RSUD Purwodadi. Kendati demikian Dinkes dalam hal ini akan memfasilitasi pembiayaan.
"Dinkes akan memfasilitasi pembiayaannya, kami sudah berkoordinasi dengan Dinsos Grobogan. Nantinya dikaver Pemkab Grobogan melalui bantuan sosial atau bansos," kata Slamet.
Diakui Kepala Dinkes Grobogan, Sumarlan aslinya warga Grobogan namun setelah merantau berdomisili di Jakarya akhirnya memiliki KTP Jakarta. Hanya saja ada informasi yang bersangkutan akan pindah ke Grobogan.
Hal ini mengingat kondisi kesehatannya, menurut Kepala Dinkes Grobogan Slamet Widodo, apabila itu benar, tentu akan lebih memudahkan dalam pembiayaan oleh Pemkab Grobogan melalui bansos.
"Pada prinsipnya karena masyarakat miskin, maka Pemkab Grobogan akan mengupayakan untuk didaftarkan BPJS. Apabila yang bersangkutan jadi pindah ke Grobogan," ujar Slamet.
Lebih lanjut Kepala Dinkes Grobogan mengatakan, untuk penanganan penyakitnya seperti informasi punya riwayat penyakit gula, tentu tim medis akan memeriksa penyakit tersebut.
Kemudian ada juga riwayat hipertensi, karena saat Sumarlan dicek tekanan darahnya, menurut Slamet Widodo, tekanan darahnya 175 per 95. Tentu penyakitnya akan tetap ditangani, termasuk juga obesitasnya.
Dikatakan Kepala Dinkes Grobogan, faktor penyebab obesitas bisa karena lebih banyak kalori yang masuk daripada yang keluar sehingga kalori yang disimpan dalam tubuh dalam bentuk lemak. Selain juga faktor genetik.
"Ditambah pola hidup dan pola makan tidak sehat. Untuk itu titik beratnya untuk jangka pendek adalah pola makannya atau dilakukan diet," jelas Slamet.
Sebagaimana diberitakan, Sumarlan asal Desa Ngrandu, Kecamatan Geyer, Grobogan dievakuasi dari lantai dua ruko yang digunakan untuk usaha konveksi di Gambir, Jakarta Pusat.
Kemudian dipulangkan ke Grobogan, setelah itu Dinsos, Dinkes dan RSUD Purwodadi berkoordinasi untuk melakukan perawatan. Proses evakuasi ke RSUD butuh enam orang dan petugas BPBD. (*)
Editor : Arif F