SOLO, iNewsMuria.id - Persoalan bangunan liar yang berdiri di bantaran sungai, sepertinya tidak akan pernah selesai di manapun. Faktor semakin bertambahnya jumlah penduduk serta semakin sempitnya lahan untuk pemukiman, menjadi salah satu penyebab banyaknya warga yang memilih tinggal di bantaran sungai, termasuk di Kota Solo.
Di kota asal Presiden RI Joko Widodo ini deretan pemukiman padat banyak terlihat menghiasi sepanjang bantaran sungai, salah satunya Kali Jenes yang melewati wilayah Kelurahan Pajang, Kecamatan Laweyan.
"Kali Jenes yang masuk wilayah (kelurahan) Pajang membentang dari SMEA BATIK hingga Masjid Laweyan. Dan di sepanjang itu memang sudah padat dengan bangunan rumah warga. Saya sendiri tidak tahu apakan warga di sana punya sertifikat atau tidak. Yang pasti mereka memang sudah lama tinggal di sana," jelas Widodo, Kasie Pemerintahan Kelurahan Pajang saat ditemui di kantornya pada Selasa 6 Juni 2023.
Widodo tak menampik bahwa keberadaan bangunan-bangunan di bantaran Kali Jenes ini juga memicu munculnya masalah, salah satunya banjir.
Namun demikian pihaknya tidak bisa berbuat banyak, karena instansi yang terkait dalam hal ini Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo (BBWSBS) tidak melakukan tindakan.
Bahkan Widodo menyebut sosialisasi terkait aturan penggunaan bataran sungai juga nyaris tidak ada, sehingga dirinya mengaku tidak paham terkait batasan-batasannya.
"Saya sendiri tidak paham berapa batasan yang masuk bantaran dan tidak boleh digunakan warga. Karena itu saya harap pihak BBWSBS juga gencar melakukan sosialisasi terkait hal ini, serta tentunya segera melakukan tindakan," lanjutnya.
Sementara Kasie Pembangunan Kelurahan Pajang, Kasriyati menyebut bahwa pihaknya berharap segera ada proses relokasi terhadap warga yang tinggal di bantaran Kali Jenes.
"Rencananya pihak Pemkot (Surakarta) akan melakukan relokasi. Namun untuk kapan waktunya dan berapa orang yang akan direlokasi, kami belum tahu pasti. Sebab di sana ada warga yang memang sudah punya sertifikat dan ada yang benar-benar liar. Jadi mestinya akan ada perlakuan yang berbeda untuk mereka," jelasnya.
Kasriyati memberikan bocoran bahwa salah satu tempat yang disediakan untuk relokasi warga adalah rumah susun. NAmun tentu tidak semuanya akan ditampung di sana.
"Semoga saja relokasi segera dilakukan, sehingga masalah banjir yang kerap terjadi di beberapa wilayah Pajang bisa diatasi. Dan kami menghimbau agar warga memiliki kesadaran, untuk tidak menempati kawasan bantaran sungai sebagai tempat tinggal," pungkasnya. (*)
Editor : Langgeng Widodo