GROBOGAN,iNewsMuria.id- Seorang perempuan lanjut usia meninggal dunia setelah tubuhnya tertabrak KA Ambarawa Expres di Kecamatan Toroh, Kabupaten Grobogan, Rabu (17/5/2023) sore.
Kapolsek Toroh AKP Saptono Widyo menjelaskan, korban diketahui bernama Ngasiem usia 83 tahun. Nenek tersebut merupakan warga Desa Jatiharjo, Kecamatan Pulokulon, Kabupaten Grobogan.
Mengenai lokasi nenek Ngasiem tertabrak KA Ambarawa Expres berada di Km 13+600 Jalur Hilir ikut Dusun Kaluwan, Desa Boloh, Kecamatan Toroh, Kabupaten Grobogan sekira pukul 16.40 WIB.
Kronologi nenek Ngasiem tertemper KA Ambarawa Expres, menurut AKP Saptono Widyo, berawal ketika kereta jurusan Pasar Turi Surabaya - Poncol Semarang melaju dari arah timur Jambon menuju ke barat, Stasiun Ngrombo, Toroh.
Ketika melaju dan sesampai di lokasi kejadian, masinis KA Ambarawa Expres SBI-SMC KA 269F, Andika Reza Putra dan asistennya Saifudin Zuhri melihat seseorang berjalan di tengah rel KA.
"Masinis sebenarnya sudah membunyikan semboyan 35 atau membunyikan klakson lokomotif berkali-kali. Namun diduga karena sudah lansia korban tak mendengar," kata Kapolsek Toroh, AKP Saptono Widyo.
Sehingga karena jarak sudah dekat, tubuh korban Ngasiem tertemper KA Ambarawa Expres dengan masinis Andika Reza Putra. Korban meninggal di lokasi kejadian.
Masinis mengetahui ada orang yang tertemper KA kemudian menghentikan laju kereta di Km 13+600 Jalur Hilir dan masinis turun lalu mengevakuasi korban yang mengalami luka parah dibantu oleh warga sekitar.
Kejadian tersebut kemudian dilaporkan Sekretaris Desa Boloh Sugiyanto ke Polsek Toroh. Sementara KA Ambarawa Expres melanjutkan perjalanan.
Kapolsek Toroh bersama anggota Polsek Toroh dan Tim Inafis Polres Grobogan serta tim kesehatan Puskesmas Toroh II setelah menerima laporan langsung mendatangi lokasi kejadian.
"Keterangan keluarga, korban sudah pikun dan sering keluar rumah sendiri. Bahkan pernah pergi hingga Geyer, kemudian dijemput keluarganya untuk dibawa pulang," jelas Kapolsek Toroh AKP Saptono Widyo.
Menurut AKP Saptono Widyo, keluarga korban menolak dilakukan autopsi atas jenazah Ngasiem dan menerimakan sebagai musibah. Sehingga jenazah korban diserahkan ke keluarganya untuk segera dimakamkan. (*)
Editor : Arif F