MURIA.iNews.id-Founder & CEO Azana Hotels & Resorts Management Dicky Sumarsono mengatakan, bisnis hotel di 2023 akan tumbuh lebih tinggi dibanding tahun 2021 - 2022, meski tahun depan dikhawatirkan terjadi turbulensi ekonomi global.
Dicky beralasan, bisnis hotel termasuk ke dalam pent up demand industry, dimana kondisi permintaan kegiatan di hotel meningkat secara drastis karena ada keinginan terpendam dari masyarakat selama hampir 3 tahun terakhir ini.
Alasan lain, pertumbuhan ekonomi Indonesia yang diproyeksikan masih di atas 5%. Kegiatan online seperti meeting, seminar, conference, dan lain-lain sudah mulai kembali ke offline. Sebagian besar masyarakat Indonesia senang bersosialisasi dan berkegiatan.
Munculnya pertumbuhan pasar baru yang sangat significant di industri hotel seperti NEWA market, muslim market, digital nomad, millenial market, dan lain-lain yang sizenya semakin besar dan menggunakan hotel sebagai tempat untuk berkegiatan juga menjadi alasan.
"Populasi penduduk Indonesia yang lebih dari 270 juta jiwa yang menjadikan Indonesia memiliki pangsa pasar yang besar," kata Dicky ketika menyampaikan Outlook Hotel 2023 di SOGA eatery, Kota Solo, Selasa (20/12/2022).
Dikatakan, bisnis hotel telah berevolusi, banyak pemain-pemain baru yang mulai menciptakan demand dari yang tadinya tidak ada menjadi ada, dan dari tadinya tidak butuh, menjadi butuh. Mereka juga sudah mulai cerdas membaca situasi, waktu yang tepat, serta produk dan servis yang dibutuhkan di tahun depan.
Konsep hotel baru yang bermuculan dan akan laris manis di tahun depan antara lain adalah hotel yang berkonsep glamping, villa dengan kolam renang pribadi, luxury convention hotel yang memiliki fasilitas lengkap dengan kelas bintang 5, thematic budget hotel, dan thematic butique hotel.
Konsep-konsep hotel seperti itulah yang dijamin akan menjadi pilihan di tahun 2023 selama lokasi, konsep dan investasinya tepat.
"Intinya jika kita berfikir paradox justru dibalik makna disrupsi inflasi tersebut akan banyak muncul peluang yang luar biasa. Jadi apa saja strategi yang harus dilakukan oleh pebisnis dan leader hotel di tahun 2023," kata Dicky.
"Tetep gaspol dengan kepekaan terhadap customer centricity, cost leadership, dan inovasi. Aaktifkan ekosistem customer untuk berperan lebih besar lagi, merubah bisnis model yang lebih relevan dengan kondisi pasar."
"Terus berkolaborasi memperkuat network dan menambah traffic, fokus menysar ke fat market size saja, menerapkan flexibilitas yang tinggi terhadap customer needs, harga dan juga benefit, serta kreatif menciptakan multiple produk untuk existing customer," tambahnya.
Lantatan bisnis hotel tahun depan diperkirakan tumbuh, hal ini mendorong Azana Hotels & Resorts Management sebagai operator lokal terbesar kedua di Indonesia, mendirian hotel baru.
Dalam waktu empat bulan mulai Januari hingga April 2023 Azana akan membuka 10 hotel baru. Menurut Dicky, Ini rekor, sebab belum pernah ada operator yang membuka sebanyak ini. Sedangkan Juni sampai Desember, nanti sisanya ada delapan hotel.
"Dengan pengembangan yang dilakukan tersebut, bukan tidak mungkin pada tahun 2024 Azana bisa menjadi operator lokal terbesar nomer satu di Indonesia," jelasnya.
Ke-10 hotel yang bakal dibuka tersebut berada di Jayapura, Bandung, Selo Boyolali, Jakarta, Temanggung, Sarangan, Salatiga, Gombong, serta Solo.
"Kami memang fokus menciptakan pertumbuhan hotel di kota atau kabupaten penghubung di daerah tier 2 dan 3 di Indonesia,. Kalaupun ada di kota-kota besar, itu hanya semacam bonus," jelasnya lagi.
Dari 70 hotel di bawah Azana Hotels & Resorts Management yang berada di seluruh Indonesia, saat ini rata-rata tingkat okupansi mencapai 75 persen. Hanya satu hotel saja yang okupansinya masih di bawah 55 persen.(*)
Editor : Langgeng Widodo