JAKARTA, iNewsMuria - Fenomena judi online (judol) masih menjadi momok bagi masyarakat, utamanya orang tua yang memiliki anak remaja. Seperti yang terjadi Rusunawa Marunda, Jakarta Utara selama 12 tahun terakhir yang identik dengan kerawanan sosial dan judi online.
Upaya untuk melawan penyakit masyarakat ini salah satunya adalah dengan memberikan edukasi dan literasi keuangan. Inisiatif diprakarsai oleh Pluang, plikasi trading yang berkolaborasi dengan entrepreneur ternama Supercoolben (Bobby Saputra) dengan mentransformasi masa depan 20 remaja Rusunawa marunda.
Tak sekadar bantuan finansial, para remaja mendapat pelatihan vokasi, kursus bahasa Inggris, hingga paket gizi untuk keluarga. "Total donasi Rp200 juta ini dirancang untuk memutus rantai kemiskinan melalui pendekatan holistik," papar Andreas Agung Hendrawan, Direktur Pemasaran Pluang, dalam keterangannya, Rabu (20/8/2025).
Mereka diajak langsung praktik investasi di aplikasi Pluang dengan modal terjangkau mulai Rp10.000. "Kami percaya akses ke pasar modal bukan lagi privilege eksklusif," tambah Andreas.
Edukasi dan literasi keuangan upaya positif melawan judol.
Supercoolben membagikan rahasia membangun personal brand di media sosial selama sesi intensif. "Konsistensi dan authenticity adalah kunci utama meraih audiens di era algoritma ini," tutur Ben kepada para remaja yang antusias.
"Perlahan kami angun ekosistem positif melalui pendidikan non-formal dan mentoring berkelanjutan," sambung Junita Ciputra dari Yayasan Meek.
Tenaga Ahli Wakil Menteri PPPA Andi Muhammad Jufri turut memberikan apresiasi atas inisiatif tersebut. "Ini contoh sempurna pemberdayaan berbasis kolaborasi swasta-pemerintah-masyarakat," ungkapnya.
Salah satu peserta, Aldi (17), mengaku kini bisa investasi emas sekaligus belajar editing video. "Dulu cuma tahu judol, sekarang tahu dividend stock dan content creation," ceritanya Aldi.
Keberhasilan Pluang dalam memberikan edukasi dan literasi digital kepada para remaja menjadi berkomitmen mereka berkelanjutan untuk daerah lain. "Kami ukur success rate-nya bukan dari ROI finansial, tapi dari berapa banyak yang berhasil lepas dari jerat judol," tandas Andreas.
Editor : Arif F
Artikel Terkait
