JAKARTA,iNewsMuria.id-Ketua Umum Presidium Pusat ISKA, Lucky A Yusgiantoro, menegaskan pentingnya menghadirkan solidaritas dalam bentuk nyata. Ia mengatakan, ISKA tidak boleh sekadar hadir dalam wacana, tetapi juga dalam tindakan. ISKA tidak hanya berbicara soal keadilan, tetapi harus memperjuangkan.
Lucky A Yusgiantoro juga menekankan pentingnya komitmen kebangsaan dan pengabdian kepada masyarakat. Karena itu, pihaknya mengajak anggota ISKA untuk terus menyalakan obor pengabdian dan memanfaatkan pengetahuan untuk mewujudkan masyarakat yang lebih adil dan manusiawi.
Menurut dia, tema dies natalis ISKA ke 67 “Berkarya, Mengabdi, dan Mewujudkan Harapan dalam Kesetaraan” memiliki makna mendalam, yaitu mengajak seluruh anggota ISKA untuk terus berkarya dan mengabdi kepada masyarakat, dengan semangat kesetaraan dan harapan yang lebih baik di masa depan.
Tema tersebut juga menegaskan komitmen Ikatan Sarjana Katolik Indonesia (ISKA) untuk menjadi agen perubahan yang mengedepankan keadilan sosial, solidaritas, dan keberagaman.
“Dies Natalis ISKA ke-67 ini adalah momen reflektif, mengingatkan kami bahwa panggilan sarjana Katolik bukan hanya berkutat pada ruang akademik atau intelektual, tetapi juga pada gerakan yang menyentuh langsung kehidupan masyarakat, “ucap Ir. Lucky A Yusgiantoro.
Hal itu disampaikan dalam Puncak peringatan Dies Natalis ISKA ke-67, Sabtu (31/5/25) di Hotel Santika Premiere, Jakarta. Acara yang dimulai dengan Misa yang oleh Mgr Antonius Subianto Bunjamin, OSC itu dihadiri 300 tamu undangan, diantaranya Sekretaris Jenderal Dewan Nasional Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Edwin Manansang mewakili Menteri Perekonomian Airlangga Hartarto.
Dalam kesempatan itu, Edwin Manangsang menyampaikan orasi ilmiah berjudul menuju ekonomi yang inklusif dan merata,.Menurut Edwin Ekonomi, inklusif dan merata berarti setiap orang, terlepas dari latar belakang, dapat berpartisipasi dan mendapatkan manfaat dari pertumbuhan ekonomi.
Untuk mencapai ini, diperlukan kebijakan yang memastikan akses yang adil terhadap sumber daya, peluang, dan sistem pendukung untuk semua lapisan masyarakat, untuk mencapainya maka pemerintah menerapkan kebijakan pro-inklusif, seperti pembangunan infrastruktur, reformasi pasar tenaga kerja, dan dukungan bagi usaha kecil dan menengah, dapat membantu menciptakan ekonomi yang lebih inklusif.
Serta meningkatkan akses terhadap layanan keuangan, seperti perbankan, asuransi, dan modal usaha, dapat memungkinkan lebih banyak orang untuk berpartisipasi dalam perekonomian. Oleh karena itu dalam upayanya mewujudkan ekonomi inklusif dan merata di perlukan peran dari berbagai komponen masyarakat, diantaranya adalah ISKA.
“Dalam usianya ke 67 ini, pemerintah sangat berharap partisipasi dan konstribusi aktif dari keluarga besar ISKA, melalui mengisi ruang public dengan gagasan segar dan narasi kebangsaan agar masyarakat kita semakin deasa dalam demokrasi dan solidaritas Sosial.”pungkas Edwin Manansang.
Sementara itu dalam homilinya, Ketua KWI Mgr Antonius Subianto Bunjamin, OSC, mengucapkan selamat atas Dies Natalis ISKA ke-67 dan menyampaikan terima kasih atas konstribusi ISKA dalam pembangunan bangsa dan Gereja, serta menekankan pentingnya peran sarjana Katolik dalam membangun masyarakat yang adil, manusiawi, dan penuh kasih, dengan memanfaatkan pengetahuan dan pengabdian mereka, untuk terus memperkuat komitmen kebangsaan dan pengabdian mereka kepada masyarakat.
“Saya sangat berharap Tema ini bukan sekadar slogan perayaan, melainkan bentuk kesadaran atas panggilan iman untuk hadir di tengah kompleksitas dunia, terutama saat kita dihadapkan pada permasalahan krisis kemartabatan manusia akibat kemajuan teknologi yang kian multidimensi dan memprihatinkan," tegas Mgr Antonius Subianto Bunjamin , OSC yang juga Uskup Bandung.(*)
Editor : Arif F
Artikel Terkait
