Kasus Flame Spa Milik Selebgram Nitha Disorot: Tuntutan Ringan Tak Beri Efek Jera

JAKARTA, iNewsMuria - Kasus dugaan praktik layanan plus-plus di Flame Spa Bali terus menjadi sorotan publik. Selebgram Sarnanitha, terdakwa sekaligus bos Flame Spa, diketahui meraup omzet miliaran dari bisnis spa esek-esek tersebut. Lima terdakwa dalam kasus ini telah terbukti bersalah karena menjalankan aktivitas pornografi dan menyediakan layanan sensual.
Namun, Jaksa Penuntut Umum (JPU) hanya menuntut kelima terdakwa, termasuk Sarnanitha, dengan pidana penjara 9 bulan. Tiga terdakwa lainnya, Angel, Helena, dan Risqia, menawarkan paket pijat sensual dengan harga mulai dari Rp970 ribu hingga Rp3,75 juta. Paket yang lebih mahal menawarkan fasilitas dan layanan yang lebih eksklusif, termasuk layanan sensual tanpa hubungan seksual.
Terapi dilakukan dengan pijat minyak selama 30 menit, dilanjutkan dengan pijat sensual "body to body" di mana terapis tanpa busana melakukan kontak fisik dengan pelanggan.
Praktisi hukum I Made Somya Putra menilai kasus ini tidak bisa dipandang sebagai kasus biasa. Ia juga menyoroti tuntutan jaksa yang dinilai terlalu ringan dibandingkan dampak sosial yang ditimbulkan.
"Tuntutan ini terlalu ringan dan tidak memberikan efek jera kepada pemilik usaha," ujar Made.
Made berharap putusan akhir yang berada di tangan majelis hakim dapat memberikan vonis yang berat. Ia menekankan bahwa kasus ini bukan hanya tentang pelanggaran hukum, tetapi juga tentang dampak moral dan sosial yang merusak.
"Putusan akhir dalam kasus Flame Spa akan menjadi tolok ukur penting bagi penegakan hukum terhadap bisnis prostitusi terselubung di Indonesia," tandasnya.
Kasus Flame Spa telah mencoreng citra pariwisata Bali yang dikenal dengan keindahan alam dan budayanya. Praktik prostitusi terselubung mengancam nilai-nilai luhur yang dijunjung tinggi oleh masyarakat Bali.
Editor : Langgeng Widodo