JAKARTA, iNewsMuria - Program makan bergizi gratis (MBG) yang diluncurkan pemerintahan Presiden Prabowo Subianto kini mulai menjalani ujicoba di 100 kabupaten/kota dari 38 provinsi. Meskipun masih dalam tahap uji coba, program ini bertujuan untuk memetakan masalah yang mungkin timbul dan membiasakan pelaksanaan program besar dengan biaya yang tidak sedikit.
Politisi Partai Golkar, Prof Dr Henry Indraguna SH MH mengungkapkan bahwa pelaksanaan MBG ini tidaklah mudah. Diperlukan usaha besar dan energi dari seluruh penyelenggara negara agar program ini dapat sukses dan mendukung terwujudnya generasi Emas 2045 yang unggul, siap bersaing di kancah internasional.
Prof Henry menilai pembentukan Badan Gizi Nasional (BGN) sebagai lembaga non-kementerian yang fokus pada pemenuhan gizi nasional merupakan langkah penting.
"Badan Gizi Nasional sangat layak diapresiasi karena merupakan bagian dari komitmen Presiden Prabowo dan Wakil Presiden Gibran untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, sesuai dengan amanat konstitusi," ujar BGN Prof Henry, di Jakarta, Jumat (31/1/2025).
Prof Henry juga memberikan dukungan terhadap keterlibatan TNI dalam pelaksanaan MBG. Menurutnya, mengandalkan TNI yang sudah terlatih dan berpengalaman adalah keputusan yang tepat untuk memastikan kelancaran program ini di seluruh lapisan masyarakat, khususnya di daerah terpencil.
Sementara itu, Prof Henry menggarisbawahi pentingnya fokus pada usia sekolah dalam pelaksanaan MBG. Ia menilai anak-anak sekolah adalah kelompok yang paling tepat untuk diberikan akses makanan bergizi agar dampak program ini lebih maksimal, terutama dalam mengurangi angka stunting di Indonesia.
Indikator keberhasilan MBG, menurut Prof Henry, haruslah berdampak pada perbaikan gizi dan hasil belajar anak. Program ini, yang tertuang dalam Perpres Nomor 83/2024, diharapkan bisa membantu tumbuh kembang anak, dari PAUD hingga SMA, serta ibu hamil dan ibu menyusui.
"Dalam pengembangan program MBG ini ke depan, sebaiknya dilakukan juga ujicoba dilaksanakan di wilayah dengan tingkat kemiskinan yang tinggi. Hal ini bertujuan agar program ini benar-benar dapat menjangkau masyarakat yang kesulitan mengakses makanan bergizi, memberikan dampak langsung bagi mereka yang paling membutuhkan," paparnya.
Prof Henry menambahkan, program MBG ini memiliki dampak yang lebih luas, tidak hanya pada gizi, tetapi juga pada pendidikan. Keberhasilan pelaksanaan MBG bisa dilihat dari peningkatan kehadiran sekolah, konsentrasi belajar yang lebih baik, serta penurunan kasus perundungan di sekolah-sekolah. Untuk itu, pengawasan dan tata kelola yang ketat sangat diperlukan.
Editor : Langgeng Widodo