get app
inews
Aa Text
Read Next : Identitas Korban Tertemper KA Barang di Pulokulon Terungkap, Setelah Keluarga Lapor Polisi

Bawaslu Grobogan Ajak Masyarakat Ikut Awasi Pelaksanaan Pemilihan Serentak 2024

Rabu, 02 Oktober 2024 | 18:33 WIB
header img
Peneliti dari Jaladara Institut Nur Kholis saat menyampaikan materi dalam Sosialisasi Pengawasan Partisipatif yang digelar Bawaslu Grobogan di Hotel 21 Purwodadi, Rabu (2/10/2024). (Arif Fajar)

GROBOGAN,iNewsMuria.id – Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) Grobogan terus meningkatkan peran serta masyarakat dalam pengawasan Pemilu dan Pemilihan melalui pelibatan masyarakat .

Hal itu disampaikan Ketua Bawaslu Grobogan Fitria Nita Witanti saat sosialisasi pengawasan partisipatif, dengan tema Optimalisasi Peran Masyarakat Dalam Menyukseskan Pemilihan Serentak 2024.

Kegiatan yang juga dihadiri tim pemenangan pasangan calon Setyo Hadi dan Sugeng, serta pasangan calon Bambang Pujiyanto dan Catur Sugeng Susanto digelar di Hotel 21 Purwodadi, Rabu (2/10/2024).

Selain sejumlah tamu undangan, kegiatan sosialisasi pengawasan partisipatif juga mengundang dua narasumber, yakni Muhammad Machrus dari KPU Provinsi Jateng dan Nur Kholis Peneliti Jaladara Institut.

Menurut Fitria Nita Witanti, Bawaslu Grobogan dalam Pilkada 2024 telah melakukan pengawasan sejak perencanaan penyelenggaraan, penetapan paslon hingga saat ini di masa kampanye.

Keterlibatan masyarakat dalam pengawasan menurut Ketua Bawaslu Grobogan sangat diperlukan. Sehingga terlaksana Pemilihan Serentak 2024 (Pilkada) bisa berjalan aman dan terpilih pemimpin terbaik.

Sedangkan Muhammad Machrus anggota KPU Provinsi Jateng, menjelaskan sejumlah kerawanan di Tempat Pemungutan Suara (TPS). Seperti antrian pemilih di TPS, sehingga KPPS harus bisa mengalokasikan waktu dengan baik.

Kemudian untuk logistik dalam Pilkada 2024 untuk Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati serta Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur lanjut Machrus harus tepat waktu dan tepat jumlah.

Kerawanan lainnya, bisa terjadi terkait pendamping pemilih di TPS baik dari keluarga atau KPPS saat melakukan pencoblosan surat suara di bilik suara. Jangan sampai terjadi manipulasi.

“Untuk itu dibutuhkan pengawasan partisipatif dari masyarakat untuk ikut mengawasi hal-hal seperti itu,” ujarnya.

Sementara peneliti dari Jaladara Institur Nur Kholis mengatakan, dalam pelaksanaan Pemilu seringkali muncul berita bohong atau hoax dan ujaran kebencian dengan tujuan memengaruhi pemilih.

“Target hoax adalah agar pilihan politik berubah atau minimal tidak memilih siapapun bahkan bisa berdampak perpecahan. Namun dampak secara umum adalaj pembunuhan karakter,” ungkap Nur Kholis.(*)

Editor : Arif F

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut