GROBOGAN,iNewsMuria.id - Pupuk Indonesia bersama Kementerian Pertanian dan Dinas Pertanian menggelar kegiatan sosialisasi kebijakan pupuk bersubsidi di Gedung PGRI, Purwodadi, Kabupaten Grobogan, Kamis (8/8/2024).
Hadir dalam kegiatan tersebut Direktur Manajemen Risiko PT Pupuk Indonesia (Persero) Ninis Kesuma Adriani, GM Wilayah 1 PT Pupuk Indonesia Rohh Edy Andri W GM 1, Direktur Pupuk dan Pestisida Kementan Jekvy Hendra, dan Kepala Dinas Pertanian Grobogan Sunanto.
Agenda dari kegiatan tersebut menurut Direktur Manajemen Risiko PT Pupuk Indonesia (Persero) Ninis Kesuma Adriani, adalah menginformasikan penambahan alokasi pupuk bersubsidi yang pada awal sebesar 4,7 juta ton ditambah menjadi 9,55 juta ton.
"Jadi perlu disosialisasikan agar semua paham bahwa ada kenaikan alokasi pupuk bersubsidi. Pupuk Indonesia Menyapa, karena kita ingin penyaluran optimum dan koreksi diminimalkan," kata Ninis.
Sehingga, lanjut Nisi, yang diundang ada petugas verifikasi validasi (verval) dari Kementan yang memvalidasi bahwa benar itu sudah diterima oleh yang berhak dengan jumlah yang benar.Distributor, kios pengecer, petani juga diundang.
Menurut Ninis, awal tahun 2024 ramai mengenai kelangkaan pupuk saat alokasi pupuk bersubsidi sebanyak 4,7 juta ton. Karena alokasi tersebut dibagi untuk semua.
Sebagai gambaran ujar Ninis, jika seorang petani memiliki lahan 2 hektare dan butuh pupuk 200 kilogram. Namun karena alokasinya 4,7 juta ton maka hanya dapat 100 kilogram. Makanya muncul suara pupuk kurang.
"Kemudian Presiden memutuskan pupuk bersubsidi untuk ditambah lagi alokasinya. Pupuk Indonesia sendiri produksinya bisa, tapi produksinya kalau tidak disubsidi ya jual dengan harga komersial," tambahnya.
Pupuk Indonesia dan Kementan turun langsung ke Grobogan lanjut Ninis, untuk memastikan informasi penambahan alokasi pupuk bersubsidi benar-benar sampai ke bawah atau ke petani.
"Karena penyerapan pupuk bersubsidi setelah penambahan secara nasional baru 41 persen. Takutnya jika tidak terinformasikan, petani tidak menebus pupuk sehingga penyarapan tidak optimal," jelas Ninis.
Untuk mengoptimalkan penyerapan pupuk bersubsidi, Ninis mengatakan, bahwa Pupuk Indonesia juga memiliki program lainnya selain Pupuk Indonesia Menyapa. Seperti mengunjungi kelompok tani.
Lalu ada rembug tani, di mana jika ada pertanyaan atau permasalah, sambungnya, jika dijawab atau diselesaikan di lokasi ya diselesaikan. Namun jika menyangkut kebijakan harus dieskalasi ke atas (Kementan).
Ada juga program tebus bersama dari PT Pupuk Indonesia (Persero), sehingga menurut Ninis, petani bersemangat menebus pupuk bersubsidi agar penyerapan pupuk optimal.
"Kita juga melakukan perbaikan data petani, setiap empat bulan kita revisi sehingga petani yang belum masuk bisa masuk," pungkas Direktur Manajemen Risiko PT Pupuk Indonesia (Persero) Ninis Kesuma Adriani.(*)
Editor : Arif F