WONOGIRI,iNewsMuria.id-Warga Dusun Boto Desa Boto Kecamatan Baturetno, Wonogiri menyambut gembira kehadiran akses air bersis di dusun tersebut. Mereka memenuhi tempat peresmian sumur dalam di dusun tersebut, Kamis (9/3/2023).
Warga setempat tidak hanya setia menunggu acara peresmian dari pagi sampai rampung di sore hari, tapi juga menyuguhkan hiburan melalui anak anak mereka yang masih sekolah. Dalam kesempatan itu juga digelar pesta rakyat yang menyediakan berbagai makanan gratis bagi warga.
Ya, warga Dusun Boto pantas gembira menyambut akses air bersih sumur dalam itu. Sebab, selama ini warga dusun tersebut dan beberapa daerah Wonogiri lainnya kesulitan air bersih, terutama saat kemarau. Sumur dalam di Desa Boto bantuan CSR dari PT Kalbe Farma itu adalah yang kedua setelah sumur pertama di Desa Sendang Kecamatan Baturetno.
Menurut Matheus Dwi Pramono, penasihat teknis program pengeboran air sumur dalam di Dusun Boto, kehadiran sumur dalam tersebut tidak hanya memudahkan warga untuk mendapatkan air bersih, tapi juga meredam konflik warga yang sering kali muncul karena berebut air.
"Kehadiran air bersih di sini telah menjernihkan hati dan pikiran warga,"
kata Theo, ketika memberi testimoni saat peresmian.
Head of Corporate Communications & Sustainability PT Kalbe Farma Melina Karamoy mengatakan, penyediaan akses air bersih melalui sumur dalam bagi warga Baruretno Wonogiri adalah komitmen Kalbe dalam mendukung pembangunan berkelanjutan melalui program CSR yang menjadi bagian pilar Access to Healthcare.
“Kalbe Farma berkomitmen dalam mendukung Sustainable Development Goals atau SDGs dan penyediaan akses air bersih yang merupakan salah satu bagiannya," kata Melina Karamoy dalam sambutan.
"Kami bersyukur, akhirnya Kalbe dapat meresmikan akses air bersih untuk Warga Desa Boto. Semoga apa yang telah kita mulai bersama ini dapat berlanjut, bermanfaat untuk kesehatan dan kemajuan ekonomi masyarakat sekitar,” ujarnya.
Ya, selama puluhan tahun Desa Boto mengalami kekurangan air bersih. Lokasi sumber air jauh dari rumah warga dan kapasitas sumber air tidak mampu memenuhi kebutuhan warga. Bahkan warga terpaksa mengonsumsi air hujan yang ditampung. Kabupaten Wonogiri memang dikenal sebagai daerah yang tandus, kering, dan kekurangan air bersih.
Kondisi tersebut, kata Wakil Bupati Setyo Sukarno, tidak lepas dari bentang alam wilayah selatan Kabupaten Wonogiri yang merupakan bagian dari Bukit Seribu atau Gunung Sewu. Morfologi berupa bukit batuan kapur memiliki porositas yang tinggi, sehingga tidak mampu menyimpan air permukaan dengan baik, akan tetapi memiliki aliran sungai di bawah tanah yang tentunya sulit untuk dideteksi.
Wakil bupati pun mengapresiasi upaya baik Kalbe. “Terima kasih dan penghargaan kepada Kalbe Farma yang telah menjadikan Kabupaten Wonogiri sebagai wilayah program sosialnya," kata Setyo Sukarno.
"Bersama-sama kita menyaksikan kepedulian dari Kalbe yang bergerak di bidang kesehatan, memberi dampak luar biasa bagi segenap masyarakat, khususnya di Desa Boto, Desa Watuagung, juga desa-desa lain,” tuturnya.
Lebih lanjut wabup menjelaskan, beberapa kecamatan masuk dalam daftar wilayah terdampak kekurangan air bersih di Kabupaten Wonogiri, termasuk Baturetno. Program sosial yang dilakukan oleh Kalbe pun diakuinya berhasil mengurangi jumlah penduduk yang terdampak kekurangan air bersih.
“Eksplorasi air bawah tanah jelas membutuhkan biaya yang cukup tinggi, akan tetapi solusi permanen adalah upaya yang harus ditempuh. Solusi permanen yang menghadirkan sumber air bersih dan dinikmati masyarakat, jauh lebih efektif dibandingkan memberikan bantuan melalui tangki-tangki air bersih yang habis dikonsumsi."
"Kiranya fasilitas yang diberikan Kalbe benar-benar dapat meningkatkan kualitas hidup, dan memotivasi usaha ekonomi produktif demi peningkatan kesejahteraan,” jelasnya.(*)
Editor : Langgeng Widodo