Fosil Gajah Stegodon Temuan di Gabus Grobogan Butuh Kajian Arkeolog

Arif Fajar
Fosil gajah Stegodon yang ditemukan warga di Desa Banjarejo, Kecamatan Gabus, Grobogan masih butuh kajian arkeolog. (Istimewa)

GROBOGAN,iNewsMuria.id – Temuan fosil gajah Stegodong di Desa Banjarerjo, Kecamatan Gabus, Kabupaten Grobogan oleh warga pada kurun waktu 2016 dan 2017 masih butuh kajian dan konservasi.

Hal tersebut disampaikan Kepala Disporabudpar Grobogan Edi Santoso melalui Kabid Kebudayaan Endang Darwati. Untuk saat ini, lanjutnya, fosil gajah tersebut masih disimpan di Museum Banjarejo.

Fosil gading gajah Stegodon tersebut ditemukan warga pada 2016 di Dusun Peting, kemudian pada 2017 warga kembali menemukan bagian tubuh gajah tersebut nyaris utur di Dusun Kuwojo, Desa Banjarejo,

Saat ini menurut Endang, Disporabudpar sudah mengusulkan adanya kajian dan konservasi tidak hanya terhadap temuan fosil gajah Stegodon saja. Namun juga koleksi wayang yang tersimpan di Museum Lokal.

Kajian dan konservasi untuk koleksi fosil gajah Stegodon di Banjarejo, dan koleksi wayang tersebut, lanjut Endang sudah diusulkan dalam desk anggaran ke Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek).
 
”Sudah kami usulkan untuk dilakukan kajian terhadap koleksi fosil gajah Stegodon. Mungkin bukan hanya gading saja namun fosil lainnya,” tambah Endang.

Penemuan fosil di Desa Banjarejo menurutnya, masih ada kesamaan dengan fosil yang ditemukan di Museum Patiayam  Kudus. Juga masih satu rumpun dengan yang ada di Situs Sangiran, Sragen.

“Hasil diskusi dengan arkeolog dari Museum Geologi Bandung, penemuan di Desa Banjarejo kemungkinan ada keterkaitan dengan penemuan di Patiayam dan Sangiran. Untuk itu perlu dilakukan kajian,” katanya.

Untuk kajian dan kosnervasi, sambungnya, Disporabudpar Grobogan akan mendatangan arkeolog dari Balai Pelestarian Situs Manusia Purba (BPSMP) Sangiran. Apabila memungkinkan juga arkeolog dari Museum Geologi Bandung.

Mengenai koleksi wayang kulit yang saat ini disimpan di Museum Lokal di kompleks Dinas Pendidikan Grobogan, menurut Endang memang tidak komplit. 

“Untuk itu Disporabudpar Grobogan masih mengumpulkan referensi dari Budayawan,” tambah Endang. (*)

Editor : Arif F

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network