SOLO, iNewsMuria.id - Untuk yang ke-12 kalinya, event musik tahunan Solo City Jazz (SCJ) kembali digelar.
Dan tahun ini, acara musik spektakuler tersebut akan digelar di Pamedan Pura Mangkunegaran, tepatnya pada 4 dan 5 Agustus 2023, dengan tag line "Jazz Merdeka".
Tag line ini sengaja diambil karena penyelenggaraan event SCJ ini dilakukan jelang peringatan 78 tahun kemerdekaan Indonesia.
SCJ sendiri merupakan event hasil kerja sama antara C-Pro Production dan Pemerintah Kota Surakarta.
Event ini merupakan lanjutan perjalanan panjang event tak berbayar yang selalu konsisten digelar di tempat-tempat unik kota Solo.
Beberapa artis baik dari ibukota maupun tentunya dari lokal Kota Solo sendiri, dijadwalkan akan meramaikan suasana dalam perhelatan event SCJ.
Dari ibu kota ada nama Tompi dan Ardhito Pramono. Sedangkan dari Kota Solo sendiri ada sosok Yan Vellia, istri mendiang maestro campursari Didi Kempot, serta tentunya ada penyanyi yang sudah jadi langganan SCJ yakni Elisabeth Sudira.
Kehadiran Yan Vellia tentu cukup menarik perhatian, karena dia selama ini dikenal sebagai pedangdut dan campursari.
Terkait hal ini founder Solo City Jazz, Wenny Purwanti mengatakan bahwa ini bukan sebuah hal yang tabu untuk dilakukan.
Sebab panggung SCJ memberikan porsi yang cukup besar untuk seniman-seniman asli kota Solo yang harus punya panggung di kotanya sendiri.
"Sejak awal SCJ kerap memasukkan unsur lain di luar jazz, baik merangkul musik budaya seperti mendiang Slamet Gundhono dengan wayang suket nya, Sruti Respati ataupun Peni Candra Rini dengan kekuatan budaya Solo dan yang lebih ekstrim beberapa tahun yang lalu bahkan music cadas Down for Life juga pernah mengisi line up SCJ," ungkap Wenny dalam acara konferensi pers pada Kamis 3 Agustus 2023.
Wenny juga melanjutkan seperti kehadiran Yan Vellia di SCJ ke 12 yang merupakan istri mendiang Didi Kempot ini ternyata menyimpan banyak bakat.
Yan Vellia sendiri mengaku sudah melakukan persiapan khusus terkait kehadirannya di panggung SCJ.
"Tentunya saya sudah melakukan persapan khusus, karena bagaimanapun ini event musik jazz, sementara basic saya dangdut dan campursari. Sehingga tentu di lagu-lagu yang saya bawakan akan ada sentuhan-sentuhan jazznya juga," ujarnya.
Salah satu line up yang paling banyak ditunggu dalam SCJ ke-12 nanti adalah Ardhito Pramono seorang penyanyi, penulis lagu, dan musisi Indonesia yang sangat berbakat.
Musisi yang lahir pada tanggal 22 Maret 1995 di Jakarta ini dikenal karena vokalnya yang unik dan gaya musik yang beragam, mencakup genre seperti pop, soul, dan jazz.
Salah satu karyanya yang berjudul "Wijaya Kusuma" dinyanyikan secara kolaborasi dengan Peni Candra Rini salah satu vokalis kontemporer asal Solo yang namanya sudah mendunia.
Lalu ada hadir juga Tompi, seorang singing doctor yang cukup piawai memainkan cengkok irama yang menjadi trademark nya lewat lagu-lagunya bernuansa jazz.
Ini merupakan kali kedua dirinya tampil di ajang SCJ dan akan tampil di hari ke dua.
SCJ cukup beruntung karena di tengah kesibukan Tompi sebagai dokter kecantikan dan pemilik klinik Beyoutiful di Jakarta, masih menyempatkan untuk menyapa penggemarnya di event ini.
Hadirnya bintang muda yang berasal dari kota Semarang akan menjadi salah satu magnet SCJ kali ini, yakni Soegi Bornean.
Trio yang terbentuk pada April 2019 dan beranggotakan Fanny Soegiarto (vokal), Aditya Ilyas (gitar), dan Bagas Prasetyo (gitar), cukup berhasil mencuri perhatian publik musik dengan rilisan album mini (EP) berjudul "Atma" pada 2020.
Salah satu single mereka berjudul 'Asmalibrasi mampu mengangkat mereka ke puncak tenar.
Single Asmalibrasi sendiri menempati posisi kedua di Spotify Weekly Top Songs Indonesia pada tanggal 7 Oktober 2022.
Nama Soegi diambil dalam kata bahasa Jawa yakni 'sugih yang berarti kaya. Sementara itu, Borneal berarti Kalimantan, yang merupakan kampung halaman sang vokalis Fanny Soegiarto. (*)
Editor : Langgeng Widodo