MURIA.iNews.id-Muhammad Faisal nampak antusias, meski dalam keadaan basah kuyup. Ia bersama teman-teman dari Musala Al-Hidayah mengusung gunungan dengan konsep bubur abang putih (merah putih).
Bubur abang putih yang merupakan tradisi warga ketika punya hajat itu dibawa menuju ke kawasan Masjid (Wali) At-Taqwa untuk disuguhkan di Festival Ampyang di Desa Loram Kulon Kecamatan Jati, baru-baru ini.
Ada sekitar 30 gunungan, dan jumlah nasi kepel ada sekitar 500 sampai 1.000. "Hujan-hujan tetap semangat, malah alhamdulillah ini kita anggap rezeki," kata Muhammad Faisal.
Kepala Desa Loram Kulon Taslim menjelaskan, Tradisi Ampyang Maulid merupakan bentuk pelestarian budaya oleh warga Loram Kulon. Nasi kepel sebagai ikon perayaan punya sejarah panjang sejak masa penjajahan.
Masyarakat meyakini dengan sedekah nasi kepel tiap ada hajat, diharapkan bisa mendapat berkah dan kelancaran dari Tuhan Yang Maha Kuasa.
"Desa memfasilitasi nguri-nguri Tradisi Ampyang Maulid yang sudah dimulai dari masa penjajahan, yang diikuti musala-musala dan komunitas pemuda yang ada di Desa Loram Kulon," kata kades.
Bupati Kudus Hartopo merasa takjub dengan semangat warga Loram Kulon. Meski diguyur hujan, mereka tetap ikut memeriahkan Festival Ampyang Maulid untuk menjaga kearifan lokal yang bernilai sejarah.
Pihaknya mengajak seluruh elemen masyarkat agar terus melestarikan budaya tersebut yang sekaligus sebagai wujud syukur kepada Allah, Tuhan Yang Maha Esa.
"Semangat kebersamaan masyarakat Loram Kulon luar biasa, tidak peduli panas dan hujan. Festival ini adalah bentuk rasa syukur dengan hasil bumi yang melimah ruah," ujar Bupati Kudus Hartopo.
Hartopo mengapresiasi Festival Ampyang Maulud yang dibarengi dengan Expo Loram Kulon tersebut. Dengan dilibatkanya UMKM lokal, dia berharap akan membangkitkan roda perekonomian berbasis kerakyatan.
Dikatakan, UMKM yang makin berdaya akan jadi tulang punggung bangkitnya ekonomi, khususnya bagi Desa Loram Kulon.
"Expo ini bentuk kebangkitan di era pandemi, kita dorong demi bangkitnya ekonomi kerakyatan dengan UMKM yang semakin berdaya untuk mendongkrak ekonomi masyarakat," tutur Hartopo.
Dalam kesempatan itu, bupati juga mengajak masyarakat meneladani sifat-sifat mulia Rasulullah dalam rangka peringatan Maulid Nabi Muhammad tersebut.
Karena itu, Tradisi Ampyang Maulid adalah momentum untuk berbagi pada sesama. "Momentum kelahiran Rasulullah harus kita ingat, sifat-sifat Rasulullah harus kita teladani," pesan bupati.(*)
Editor : Langgeng Widodo