Dua Desa di Blora Disasar Hilirisasi Ternak Kambing Pertamina Cepu, Ada KOHE Hingga Produk Herbal
BLORA, iNewsMuria.id– Dua desa di Kabupaten Blora disasar program Pengembangan Masyarakat (PPM) yang digulirkan Pertamina EP Field Cepu.
Progam ini menyasar Kelompok Usaha Bersama (KUB) berbasis hilirisasi produk ternak kambing di Kota Sate.
Kegiatan dilaksanakan di KUB Sabar Djaya Kambing Desa Pulo, Kecamatan Kedungtuban dan KUB Ledok Makmur Lestari Desa Ledok, Kecamatan Sambong, dengan pendampingan dari Hayat Institute
Perwakilan Pertamina EP Field Cepu, Fikri Faras mengatakan program PPM hilirisasi ternak kambing ini dilaksanakan selama satu tahun, mulai Juni 2025 hingga Juni 2026.
Tahapan pelaksanaan program terdiri dari peningkatan kapasitas selama tiga bulan, pendampingan dan mentoring praktik olahan selama tiga bulan, serta praktik kewirausahaan selama enam bulan.
Menurutnya program ini dirancang untuk mendorong peningkatan nilai tambah usaha peternakan kambing melalui rangkaian kegiatan peningkatan kapasitas, pendampingan dan mentoring, serta praktik kewirausahaan.
"Fokus utama program adalah memastikan kelompok memiliki produk yang relevan dengan kebutuhan pasar sekaligus berkelanjutan secara ekonomi," kata Fikri Faras, Senin (22/12/2025).
Menurut Fikri, lewat langkah hilirisasi ini, dua KUB ini diarahkan agar tidak hanya fokus pada budidaya kambing, tetapi juga mampu menghasilkan produk turunan yang memiliki nilai jual dan sesuai dengan kebutuhan pasar.
Dalam pelaksanaannya, kelompok KUB dibekali berbagai kapasitas dan kompetensi, meliputi pengelolaan organisasi, hilirisasi produk ternak, serta pengembangan produk siap jual. Salah satu fokus hilirisasi adalah pengolahan KOHE (kotoran hewan) menjadi kompos, pengembangan produk olahan bernilai ekonomi, serta produksi kebutuhan kesehatan hewan berbasis herbal untuk meningkatkan stamina ternak kambing.
"Nilai tambah itu terletak dari hasil hilirisasi. Lewat upaya ini kita juga ingin pengelola KUB kreatif dan peka dengan peluang pasar," jelasnya.
Ketua Hayat Institute, Ahmad Rouf, menjelaskan pendekatan learning-based project menjadi instrumen utama dalam pelaksanaan program pengembangan KUB tahun 2025. Melalui pendekatan ini, kelompok tidak hanya menerima pelatihan, tetapi juga belajar langsung melalui praktik nyata sehingga mampu membangun kapasitas dan kemandirian usaha secara berkelanjutan.
"Jadi hulunya digarap, hilir juga kita maksimalkan," papar Rouf.
Ketua KUB Sabar Djaya Kambing, Joko R mengatakan pelatihan yang diberikan cocok dengan kebutuhan kelompok. Menurutnya pelatihan pengolahan KOHE dan olahan produk ternak menjadi tambahan produk bagi kelompok.
"Kita sangat mengapresiasi progam ini. KUB jadi unit usaha yang lebih produktif, berdaya saing, dan mampu menggerakkan perekonomian masyarakat," tandasnya.
Editor : Arif F