Perhutani KPH Purwodadi Dukung Riset Kehutanan Berbasis Data dan Teknologi Oleh Mahasiswa UGM

GROBOGAN,iNewsMuria.id - Mahasiswa Pasca Sarjana Program Magister Penginderaan Jauh, Fakutltas Geografi UGM Yogyakarta Imam Hanafi lakukan rites kehutanan.
Riset tersebut dilakukan selama satu bulan sejak awal Juli dan hingga Rabu (23/7/2025) masih berlangsung di sejumlah petak di kawasan hutan Perhutani KPH Purwodadi.
Administratur KPH Purwodadi, Untoro Tri Kurniawan mengatakan, Perhutani mendukung pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kehutanan melalui kerja sama dengan UGM.
Karena, lanjut Untoro, pada dasarnya Perhutani sangat terbuka terhadap kolaborasi akademik, terutama dalam bidang riset kehutanan berbasis data dan teknologi.
Kegiatan penelitian lapangan dengan memanfaatkan penginderaan jauh untuk mengestimasi biomasa atau permukaan (Above Ground Biomass) pada tegakan jati di kawasan hutan produksi.
“Penelitian ini merupakan bagian dari tugas akademik yang dilakukan oleh Imam Hanafi di petak-petak jati representatif di wilayah BKPH Sambirejo, Tumpuk, dan Pojok,” kata Untoro.
Dikatakan Untoro, riset tersebut sangat relevan untuk meningkatkan akurasi data potensi tegakan jati melalui pendekatan efisien dan modern dengan teknologi penginderaan jauh.
“Selain Imam Hanafi, ada juga penelitian mahasiswa program doktoral UGM mengenai Folu-netsink yang berlangsung sejak 2024 lalu,” tambah Administratur KPH Purwodadi Untoro.
Dukungan tersebut, sambung Untro, merupakan bagian dari visi Perhutani dalam mewujudkan pengelolaan hutan yang adaptif terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, serta mengedepankan pendekatan yang presisi dan berkelanjutan.
Sementara itu, Kepala BKPH Sambirejo, Susilo, selama proses riset dari mahasiswa UGM, jajaran lapangan mendampingi mulai dari pemetaan lokasi, pengambilan data, hingga akses terhadap informasi teknis kehutanan.
“Kami memastikan kegiatan penelitian ini berjalan lancar dan informatif. Kami percaya pendekatan ilmiah seperti ini akan memperkuat manajemen hutan jati agar lebih akurat dan ramah lingkungan,” tuturnya.
Imam Hanafi memanfaatkan sejumlah data citra satelit seperti Sentinel-2, Landsat 9, dan WorldView untuk membandingkan efektivitas masing-masing sensor dalam memperkirakan potensi biomasa di permukaan tegakan jati.
Tak lupa Imam Hanafi mengapresiasi dan berterima kasih kepada Perhutani KPH Purwodadi yang membantu dalam proses riset ini, baik melalui akses lapangan maupun pendampingan teknis.
“Saya mengumpulkan data lapangan untuk memvalidasi hasil estimasi dari berbagai citra. Semoga hasilnya bisa menjadi kontribusi ilmiah dalam sistem monitoring hutan berbasis penginderaan jauh di Indonesia,” jelas Imam.(*)
Editor : Arif F