Panen Perdana Agroforestry Tebu, KPH Gundih Dukung Pencapaian Swasembada Gula Nasional

GROBOGAN,iNewsMuria.id - Perhutani KPH Gundih melaksanakan panen perdana Agroforestry Tebu Mandiri (ATM) yang berlokasi di petak 71c luas 3,08 hektare RPH Pondok, BKPH Panunggalan, Grobogan.
Panen perdana agroforestry tebu dipimpin langsung Waka Administratur Perhutani KPH Gundih dan dihadiri perwakilanPG Rajawali I Unit PG Rejo Agung Baru Madiun beserta jajaran.
"Panen kita lakukan di petak 71c pada Rabu (16/7/2025) dengan melibatkan sejumlah penebang tebu," jelas Waka Administratur KPH Gundih, Dwi Anggoro, dalam keterangannya Kamis (17/7/2025).
Dikatakan Dwi Anggoro, di Perhutani KPH Gundih sejak 2022 hingga 2025 memiliki areal Agroforestry Tebu Mandiri seluas 66.31 hektare yang tersebah di tiga BKPH, yakni Monggot, Dalen dan Panunggalan.
Tujuan Agroforestry Tebu Mandiri di lahan Perhutani disampaikan Wakil Adminitratur KPH Gundih, untuk mengembangkan tanaman tebu mandiri sebagai bentuk dukungan terhadap program pemerintah.
Yakni program pemerintah dalam mencapai swasembada gula nasional. Serta lanjut Dwi Anggoro, meningkatkan ketahanan pangan dan perekonomian masyarakat sekitar hutan.
"Kegiatan ini juga bagian dari mengoptimalkan lahan hutan yang kurang produktif di Perhutani KPH Gundih menjadi lebih bernilai ekonomis dan membuka lapangan kerja bagi masyarakat sekitar hutan," tambahnya.
Sementara perwakilan dari PG Rajawali I Unit ,PG Rejo Agung Baru Madiun, Kevin Windika mengatakan pengembangan Agroforestry Tebu Mandiri dapat memberikan hasil manis dan meningkatkan pendapatan.
Selaku SKW Afdeling PIC ATM KPH Gundih, Kevin mengapresiasi Perhutani atas kepercayaan yang telah diberikan. Pihaknya optimis Agroforestry Tebu Mandiri dapat mendongkrak pendapatan masing-masing pihak.
“Terima kasih kepada Perhutani KPH Gundih yang mempercayakan PG Rejo Agung Baru dalam menangani tebu untuk ditebang, diangkut, dan diproses menjadi gula ,” kata Kevin.
Sebelum pelaksanaan panen perdana Agroforestry Tebu Mandiri, digelar kegiatan selamatan sebagai bentuk rasa syukur diikuti juga masyarakat sekitar hutan. (*)
Editor : Arif F