KARANGANYAR, iNewsMuria.id - Tingginya harga jagung di pasaran yang sempat dikeluhkan oleh para peternak yang tergabung dalam Pinsar petelur Nasional (PPN) akhirnya mendapat jawaban.
Perum Bulog bersama Badan Pangan Nasional (Bapanas) langsung menjalankan program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP), dengan menyalurkan jagung cadangan pemerintah yang dimiliki Bulog ke para peternak.
Untuk program SPHP ini, jagung yang di pasaran harganya mencapai Rp 7.500 per kilogram (kg), dipatok dengan harga Rp5.000 per kg.
Pimpinan Perum Bulog Surakarta mengawasi seorang pekerja yang menurunkan jagung program SPHP
Hal ini tentunya mendapat sambutan positif dari para peternak, mengingat komposisi jagung untuk pakan ternak mencapai 50%.
Sehingga dengan mendapatkan harga yang sesuai Harga Acuan Pasar (HAP), maka para peternak masih bisa mendapatkan keuntungan, di tengah harga telur yang fluktuatif.
"Sebagai peternak, tentu kami merasa bersyukur karena Perum Bulog mau menyalurkan jagung dengan harga sesuai HAP," ujar Roby Susanto, Penasihat PPN, di tengah proses penyaluran jagung di CV Berkat Karya Gemilang, Desa Wonosari, Kecamatan Gondangrejo, Kabupaten Karanganyar pada Selasa 19 Desember 2023.
Perum Bulog Surakarta sendiri akan menyalurkan 1.253 ton untuk seluruh peternak mulai dari kategori mikro, kecil, menengah, hingga besar di Solo raya.
Namun demikian, saat ini penyaluran pakan jagung ke peternak baru terserap sekitar 40% dari kuota, dan ditargetkan akan tuntas sebelum januari 2024.
"Untuk Karanganyar sendiri kuotanya sekitar 110 ton dari kuota 536 ton yang disediakan," jelas Andy Nugroho, Pimpinan Cabang Perum Bulog Surakarta.
Melihat target waktu yang sedemikian singkat, maka Perum Bulog terus berupaya untuk melakukan percepatan dalam pendistribusian.
"Untuk menyelesaikan target sebelum Januari 2024, kita akan berupaya melakukan pengiriman secara konsisten sebesar 30 sampai 40 ton per hari," lanjut Andy.
Hal ini juga yang diharapkan oleh para peternak, karena percepatan dalam distribusi bisa mencegah terjadinya permainan harga oleh para spekulan karena stok yang kosong.
Sementara Koordinator Kelompok Substansi Stabilisasi Harga Pangan Bapanas, Jan Piter Sinaga, yang ikut hadir dalam pendistribusian jagung Perum Bulog, menyebut bahwa program SPHP ini akan membantu para peternak mengatasi harga jagung yang tinggi di pasar.
Sehingga bila harga jagung bisa dikontrol, maka peternak tidak akan kesulitan dalam menyediakan pakan berkualitas. Yang berarti produktifitas telur bisa dijaga.
"Dengan program SPHP ini maka peternak bisa dapat harga jagung yang sesuai HAP. Dengan begitu maka produktifitas telur bisa dijaga serta tentunya harga telur juga bisa stabil," ungkapnya.
Di tengah kondisi pasokan jagung lokal yang tersendat akibat berbagai faktor, salah satunya cuaca, pemerintah melalui Perum Bulog akhirnya melakukan impor jagung.
Untuk tahap pertama Bulog berencana mengimpor sebanyak 250.000 ton. Hanya saja berdasarkan rencana SPHP Bapanas, realisasi impor sampai akhir tahun baru sekitar 171.000 ton. (*)
Editor : Langgeng Widodo