SOLO,iNewsMuria.id-Lima rektor/wakil rektor perguruan tinggi negeri dan swasta hadir dalam malam tirakatan Hari Pers Nasional / HPN 2023 di aula Monumen Pers Nasional di Solo, Rabu (8/2/2023) malam.
Dalam sarasehan, para pejabat perguruan tinggi itu menyampaikan kritik, saran, pesan, dan amanah bagi para wartawan di lapangan maupun bagi perusahaan yang mengelola pers.
Ketua Dewan Penasehat PWI Surakarta Begog D Winarso memotong tumpeng, yang kemudian diserahkan kepada Ketua Dewan Kehormatan PWI Surakarta Andjar Hari Wartono dan wartawan senior Bagus Atas Aji Wilwatikta.
Rektor Universitas Sebelas Maret Prof Jamal Wiwoho yang mendapat giliran pertama memaparkan, pers sebagai pilar keempat demokrasi punya peran strategis sebagai alat kontrol.
Menurut dia, ada lima peran yang harus dijalankan pers. Sebagai sarana penyebaran informasi, alat kontrol sosial masyarakat, penyambung lidah, ikut mencerdaskan kehidupan bangsa. Dan yang tidak kalah penting, dengan posisi strategisnya sebagai penyebar informasi, pers harus ikut membentuk opini masyarakat dalam menjaga kerukunan NKRI.
"Pers juga harus dikelola dengan sumber daya manusia yang baik. Dengan SDM yang baik, pers akan tegak lurus dan punya idealisme. Tidak membolak-balikkan fakta sesuai keinginannya," tandasnya.
Rektor Universitas Slamet Riyadi Prof Sutoyo menyoroti posisi pers di tahun politik, yang menurutnya, banyak godaan. Di tahun politik, kata dia, pers harus bisa memposisikan diri sebagai pers yang objektif, independen dan bertanggung jawab.
Tidak berpihak, yang bisa membuat tiga prinsip tersebut tidak terpenuhi. Insan pers harus punya jatidiri dalam menjalankan perannya. Jika sampai tergoda, ya repot.
"Tiga prinsip tersebut idealnya selalu dijalankan, baik pada saat tahun politik maupun tidak," kata Prof Dr Sutoyo yang mendapat giliran kedua.
Wakil Rektor Institut Seni Indonesia Dr Bambang Sunarto, yang mendapat giliran ketiga berbicara tentang peran pers bagi perkembangan dunia kesenian. Dalam pandangannya, pers sangat berkontribusi dalam perkembangan dunia kesenian hingga menjadi sebaik saat ini.
Jika pers tidak dedikatif terhadap dunia seni, terutama di era 80-90an, mungkin dunia seni di Indonesia tidak sebaik ini. Pers yang menyampaikan ke masyarakat, dengan bahasa yang lebih mudah dipahami, seperti apa kesenian di Indonesia dan perkembangannya," ujarnya.
Dia menegaskan,"Hanya dengan dedikasi yang tinggi, pers akan tumbuh dengan baik."
Sementara itu, Rektor Universitas Muhammadiyah Surakarta Prof Sofyan Anif berpandangan, maju dan tidaknya sebuah bangsa tergantung bagaimana peran pers.
"Pers juga berfungsi memberikan edukasi ke masyarakat. Insan pers harus menjunjung asas keadilan dan objektivitas dalam menyampaikan informasi. Berpegang pada ranah kejujuran," tandasya pada giliran keempat.
Menurutnya, pers harus mampu menjalankan fungsi edukasi dan penyampai informasi, yang menjunjung tinggi asas objektivitas.
Terakhir, Rektor Universitas Islam Batik Dr Amir Junaidi mengatakan, pers yang sehat akan berdampak pada masyarakat yang bermartabat. Agar pers menjadi alat syiar yang sehat dan bermartabat, kata dia, ada lima prinsip yang harus dijalankan. Beritakan dengan benar, apapun risikonya.
"Pers harus berperan sebagai pendidik masyarakat, pers sebagai alat kontrol sosial, pers sebagai motivator masyarakat untuk membangun bangsa ini dengan baik berdasarkan UUD 45, serta pers sebagai alat pemersatu bangsa," tegasnya.
Malam tirakatan Hari Pers Nasional yang rutin digelar PWI Surakarta itu kali ini didukung Universitas Muhammadiyah Surakarta, Kapolres Surakarta Kombes Pol Iwan Saktiadi dan Ketua DPRD Karanganyar Bagus Selo, dan MakanKu.
MakanKu sendiri adalah produk makanan cepat saja dari Wong Solo Group, milik H Puspo Wardoyo, yang selama ini dikenal dekat dengan kalangan wartawan.(*)
Editor : Langgeng Widodo