JEPARA, iNewsMuria.id- Mei Wulandari (40) langsung merangsek mendekati Bupati Jepara Witiarso Utomo di sela-sela kegiatan peresmian gedung Tempat Penitipan Anak (TPA) Bumi Kartini, Senin (14/7). Ia lalu mengenalkan diri dan menjelaskan alasannya berbincang langsung dengan Bupati Witiarso Utomo yang didampingi Wabup M Ibnu Hajar, Pj Sekda Ary Bachtiar dan Kepala Disdikpora Jepara Ali Hidayat.
"Alhamdulillah berkat progam Kartu Sarjana Jepara yang dicanangkan Pak Bupati, anak saya tidak mengurungkan cita-citanya yang sudah disiapkan. Dia bisa melanjutkan impiannya kuliah di UNS, masuk mulai Agustus besok," kata Mei Wulandari.
*Mohon doa restunya semoga anak saya bisa terus kuliah dengan hasil maksimal," ujar Mei Wulandari.
Anak yang dimaksud Mei Wulandari bernama Indurasmi Kirna Firdaus (18). Kak Indi, panggilan akrab Indurasmi merupakan anak tunggal dari pasangan Mei Wulandari (40) Muchamad Udin Purnomo (47). Keluarga ini tinggal di sebuah rumah sederhana di kawasan RT 8 RW 3 Desa Bulungan Kecamatan Pakis Aji, Kabupaten Jepara.
Saat awak media ini mengunjungi kediaman Mei Wulandari, tak terlihat benda elektronik di rumah ini. Lantai rumah masih tanah merah. Berbagai barang juga terlihat menumpuk di ruang tamu yang bersebelahan dengan dapur karena terbatasnya ruangan di rumah yang dulunya merupakan brak mebel ini.
Tanah yang ditempati keluarga Indurasmi juga bukan milik pribadi. Namun masih milik nenek Indurasmi yang juga tinggal serumah dengan Mei Wulandari.
Muchamad Udin Purnomo bekerja sebagai tukang kayu. Saat usaha mebel di bos tempatnya bekerja lesu, maka honornya juga tak menentu.
Sedang Mei Wulandari sekitar setahunan terakhir menjadi guru PAUD Bumi Kartini. Sebelumnya, ia guru TK swasta di Desa Bulungan dengan honor di bawah Rp 500 ribu per bulan.
Untuk mencukupi kebutuhan keluarga, Wulan, panggilan akrab Mei Wulandari menjadi tukang setrika baju. Malam hari, ia juga nyambi mengajar les privat anak-anak tetangganya.
Menurut Wulan, progam Kartu Sarjana Jepara sangat membantu pendidikan anaknya. Sebab jika hanya mengandalkan pendapatannya dan suami, hampir bisa dipastikan tak akan cukup untuk membayar ongkos kuliah beserta biaya hidup anaknya.
"Kalau ditotal penghasilan kita sebenarnya hanya cukup untuk makan sehari-hari. Tapi saya berusaha menyisihkan untuk pendidikan anak karena itu terkait masa depannya," tuturnya.
Meski berasal dari keluarga kurang mampu, Indurasmi tergolong anak berprestasi saat sekolah menengah lanjutan atas/sederajat. Karena alasan itu juga ia bisa mendaftar ke UNS Surakarta lewat Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi atau SNBP.
Diketahui, SNBP menggunakan nilai rapot dan piagam kejuaraan. Indurasmi memang punya sertifikat penghargaan seperti dari lomba karya ilmiah yang pernah diikutinya. Ia juga tercatat sebagai penghafal Alquran.
Untuk lomba karya ilmiah, Indurasmi pernah masuk 30 besar tingkat nasional. Bahkan saat lomba karya ilmiah yang digelar di UIN Malang, Indurasmi meraih juara tiga tingkat nasional.
"Kalau untuk hafalan Alquran, anak saya terakhir sudah hafal 11 juz," ucap Wulan.
Wulan mengaku anaknya sempat gamang saat hendak mendaftar kuliah lewat SNPB. Sebab anaknya sudah membayangkan orang tuanya bakal mengeluarkan uang dalam jumlah besar. Saat Indurasmi mendaftar SNBP di UNS Surakarta dan dinyatakan diterima, ia sudah harus merogoh kocek hingga Rp 5 jutaan.
"Anak cerita waktu keterima merasa sedih, terus nanti bayar pakai apa. Terus saya jawab nanti ibu cari, namanya orang tua pasti akan mengupayakan apalagi anaknya ingin masuk ke universitas," ujarnya.
Kegamangan Wulan dan Indurasmi mulai menipis saat ia melihat ada program Kartu Sarjana Jepara di media sosial milik Bupati Jepara Witiarso Utomo. Ia lalu menggali informasi terkait progam itu. Hingga akhirnya mendaftar dan dinyatakan sebagai penerima Kartu Sarjana Jepara.
Praktis, biaya selama kuliah delapan semester di UNS Surakarta ditanggung oleh Pemkab Jepara.
"Saya bersyukur karena keluarga kurang mampu juga punya kesempatan untuk pendidikan tinggi. Progam ini sangat membantu sekali," jelas Wulan.
Sementara itu, Bupati Witiarso Utomo mengatakan program Kartu Sarjana Jepara merupakan upaya untuk membangun sumber daya manusia di Kota Ukir. Investasi peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) ini juga bagian dari membangun daerah. Diharapkan anak yang dibiayai progam ini nanti ilmunya juga bisa didedikasikan untuk Jepara.
"Kita anggarkan untuk progam Kartu Sarjana Jepara Rp 500 juta pada APBD Perubahan 2025. Untuk 2026, anggaran ditambah hingga menjadi Rp 5 miliar," jelasnya didampingi Kepala Disdikpora Jepara Ali Hidayat.
Selama lima tahun mendatang, progam Kartu Sarjana Jepara ditarget mampu menjaga asa 10 ribu anak kurang mampu dan berprestasi agar tak mengurungkan cita-cita dan impiannya. Atau tiap tahun ada sekitar 2000 anak muda yang meneruskan pendidikannya melalui Kartu Sarjana Jepara.
"Kita sudah kerjasama dengan 23 universitas. Progam Kartu Sarjana Jepara diapresiasi oleh Tim Ahli Mendikdasmen. Progam ini juga akan dibahas di Jakarta karena Jepara satu-satunya kabupaten yang melaksanakan progam ini. Kartu Sarjana Jepara ini juga selaras dengan progam Presiden Prabowo yang ingin menaikkan jumlah anak agar bisa melanjutkan ke perguruan tinggi," tandasnya. (*)
Editor : Arif F
Artikel Terkait