JEPARA, iNewsMuria.id-- Ribuan warga tumpah ruah di jantung Kota Ukir Jepara menyaksikan prosesi Kirab Budaya Buka Luwur Ratu Kalinyamat, Rabu (9/4/2025). Kirab ini menjadi bagian rangkaian Hari Jadi Kabupaten Jepara ke-476.
Tak hanya ribuan pasang mata warga lokal, kirab budaya ini juga disaksikan dengan antusias oleh sejumlah wisatawan. Salah satunya Mrs GrafIna asal Stuggart Jerman. Ia yang sebelumnya berlibur di Karimunjawa, sengaja datang ke kawasan Alun-alun Jepara untuk menyaksikan kirab budaya ini.
"Ternyata ramai sekali. Ini menarik sekali. Ini pengalaman baru bagi saya. Nanti saat kembali ke Jerman saya akan cerita ke teman-teman saya soal kemeriahan kirab ini," ujarnya dalam bahasa Inggris.
Tepat pukul 14.00 WIB, halaman Pendopo R.A. Kartini disulap menjadi "panggung waktu". Sanggar Tari Mutia Vie membuka acara dengan tari kolosal berlatar sejarah kepemimpinan Ratu Kalinyamat. Gerak gemulai para penari seolah membawa penonton kembali ke abad ke-16, masa ketika seorang perempuan tangguh memimpin Jepara dengan keberanian dan kebijaksanaan.
Tak lama kemudian, kirab pun dimulai. Rombongan Bupati Jepara, Witiarso Utomo, bersama Forkopimda berjalan kaki dari Pendapa hingga Tugu Kartini. Setelah itu kirab dilanjutkan dengan kendaraan menuju pusara Ratu Kalinyamat di Makam Mantingan Kecamatan Tahunan. Hari Jadi Jepara yang diperingati tiap 10 April memang merujuk pada waktu penobatan Ratu Kalinyamat sebagai pemimpin Jepara ratusan tahun lalu.
Kirab ini dipimpin langsung oleh sosok Ratu Kalinyamat yang diperankan oleh Fatika Jovanka.
Di sepanjang rute, masyarakat menyambut penuh semangat. Sorak sorai, senyum bangga, hingga kilatan kamera ponsel mengiringi tiap langkah kirab. Tak hanya warga lokal, sejumlah turis asing seperti Mrs GrafIna asal Jerman juga antusias merekam momen tersebut.
Bupati Witiarso mengatakan Kirab Budaya Buka Luwur menjadi langkah awal untuk memperingati Hari Jadi ke-476 Kabupaten Jepara. Prosesi buka luwur makam Ratu Kalinyamat ini, menurutnya, bukan hanya tradisi tahunan, tapi doa bersama untuk keberkahan, kelancaran, dan kemajuan Jepara.
"Kita adalah anak cucu Ratu Kalinyamat. Doa dari leluhur adalah pijakan kita membangun Jepara yang lebih baik. Dengan menjadi anak-anak yang sholeh, InsyaAllah Jepara akan diberkahi," tuturnya.
Menurut Mas Wiwit, Kirab Buka Luwur Ratu Kalinyamat tak hanya sekadar seremonial budaya. Namun juga ruang spiritual, sosial, hingga pintu untuk membuncahkan harapan.
Lewat kirab budaya ini, kata dia masyarakat Jepara diingatkan dengan nilai-nilai perjuangan, keadilan, pendidikan, dan ekonomi kerakyatan yang ditanamkan Ratu Kalinyamat.
"Kepemimpinan beliau harus menjadi spirit untuk membangun Jepara yang berkeadilan dan inklusif," ujarnya.
Kirab budaya ini diakhiri dengan ziarah ke Makam Ratu Kalinyamat dan Sultan Hadlirin. Rombongan Bupati dan Forkompinda Jepara juga mengganti luwur yang menutupi makam Ratu Kalinyamat, Sultan Hadlirin dan dua kerabat mereka.
Prosesi Kirab Buka Luwur Ratu Kalinyamat berakhir sekitar pukul 17.30 WIB. Setelah itu rombongan kembali ke Pendopo Kabupaten Jepara.
"Di tengah gegap gempita modernitas, Jepara tetap tahu ke mana harus pulang, kepada akar sejarah, kepada jejak perjuangan, dan doa-doa para leluhur. Sebab dari sanalah masa depan dibentuk," harap Mas Wiwit. (*)
Editor : Langgeng Widodo
Artikel Terkait