SOLO,iNewsMuria.id-Kisah Sukrosono dipentaskan kelompok tari Moncar Iswara dalam Opera Bakdan Neng Solo 2025 dengan lakon "Cinta di Bawah Rembulan" dalam suguhkan kisah epik yang sarat makna.
Kisah epik itu terinspirasi karya sastra "Anak Bajang Mengayun Rembulan" karya Romo Sindhunata SJ. Kisah ini tidak hanya menyuguhkan narasi klasik yang menggugah, tapi juga menyampaikan pesan tentang cinta, pengorbanan, dan kesetiaan tak terbatas.
"Pagelaran spektakuler dalam agenda tahunan Opera Bakdan Neng Solo ke-11 ini akan berlangsung pada 3 April 2025 pukul 19.30 di Halaman Balai Kota Surakarta," kata Esha Karwinarno, pimpinan produksi, Sabtu (29/3/2025).
Pagelaran kolosal itu dipersembahkan bagi masyarakat dengan kemasan seni yang megah dan mudah dipahami, menggunakan dialog berbahasa Indonesia agar dapat dinikmati penonton dari berbagai usia dan berbagai daerah.
"Dengan durasi 105 menit, Opera Bakdan Neng Solo 2025 melibatkan lebih dari 100 seniman, termasuk penari, teaterawan, dalang, pengrawit, serta tim artistik dan produksi dari berbagai disiplin seni budaya di Kota Solo," jelasnya.
Sukrosono, dalam cerita pewayangan, adalah anak bajang yang terlahir sebagai raksasa dengan wajah mengerikan, tetapi berhati mulia.
Dalam kondisi terbuang, Sukrosono masih menunjukkan kesetiaan dan pengabdian tulus kepada saudaranya, Sumantri, hingga mengorbankan nyawa demi kehormatan dan kesejahteraan saudaranya.
"Jangan lewatkan kesempatan menyaksikan pergelaran seni yang penuh makna ini dan menjadi bagian dari perayaan budaya Kota Solo yang istimewa," pungkasnya (*)
Editor : Langgeng Widodo
Artikel Terkait