MURIA.iNes.id-Mendukung gerakan zero penyakit mulut dan kuku (PMK) pada hewan ternak khususnya sapi dan kambing, Sukarelawan PMI Grobogan memberi edukasi ke masyarakat, khususnya pemilik ternak.
“Edukasi kita lakukan selama satu pekan ke masyarakat terutama pemilik ternak berkuku belah seperti sapi dan kambing. Promosi kesehatan ini untuk menekah kasus PMK,” jelas Koordinator Lapangan PMI Grobogan Gesit Wiryawan, Rabu (23/11/2022).
Menurut Gesit, saat ini kasus PMK di Kabupaten Grobogan memang sudah berkurang, namun masyarakat pemilik ternak diharapkan jangan lengah. Karena PMK belum sepenuhnya musnah atau menghilang.
Untuk itu sukarelawan memberi edukasi dan pemahaman mengenai pencegahan penularan virus PMK. Antara lain dengan melakukan biosekuriti, pemisahan hewan ternak yang terkena dengan yang sehat.
“Selain itu edukasi mengenai pembersihan dan disinfeksi kandang, peningkatan kekebalan tubuh ternak, serta pemusnahan hewan ternak yang mati akibat PMK,” katanya.
Adapun lokasi kegiatan sukarelawan PMI, menurut Kepala Markas PMI Grobogan Djasman, ada di Desa Sumberagung, Kecamatan Ngaringan, Desa Jambangan, dan Desa Monggot, Kecamatan Geyer,
Terpisah Kepala Dinas Perternakan dan Perikanan / Disnakkan Kabupaten Grobogan, Riyanto mengapresiasi kegiatan dari PMI Grobogan untuk pemutusan kasus PMK. Seperti penyemprotan disinfektan, dan juga surveilans berbasis masyarakat (SBM).
“Sehingga masyarakat pemilik ternak bisa melaporkan adanya kasus PMK ke sukarelawan desa yang merupakan binaan PMI Grobogan. Untuk dilanjutkan ke Disnakan,” ujar Riyanto.
Sebelumnya PMI melakukan pembekalan teknis pengendalian Kejadian Luar Biasa (KLB) dan SBM yang diikuti oleh sukarelawan desa dan PMI terkait kasus PMK.
“Kegiatan tersebut diikuti sukarelawan Desa Sumberagung, 15 orang, Desa Jambangan 8 orang dan Desa Monggot 7 orang. Sedangkan sukarelawan dari PMI 15 orang serta 7 orang staf PMI,” tambah Gesit Kristyawan.
Editor : Langgeng Widodo
Artikel Terkait