GROBOGAN, iNewsMuria.id-Tiga ekor sapi di Dusun Singopranan, Desa Belor, Kecamatan Ngaringan mati dengan gejala seperti terkena penyakit mulut dan kuku (PMK). Kejadian dalam sepekan tersebut menimpa tiga ekor sapi dalam satu RT yang sama yakni RT 05, RW 02.
Menanggapi hal ini Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakkan) Kabupaten Grobogan, drh Riyanto mengatakan, dinasnya sudah menerima informasi tersebut. Rencana Disnakkan akan melakukan pengecekan ternak sapi di Desa Belor, Ngaringan yang mati diduga karena terjangkit penyakit mulut dan kuku.
"Iya sudah ada informasi, karena hari ini Minggu, maka rencana Disnakkan Grobogan akan mendatangi lokasi (Dusun Singopranan, Desa Belor) untuk melakukan pengecekan penyebab kematian tiga ekor sapi yang diduga terkena PMK tersebut pada Senin (9/1/2023)," jelas Kepala Disnakkan Riyanto ketika dihubungi Minggu (8/1/2023).
Menurut Riyanto, jika nantinya hasil pengecekan memang tiga ekor sapi tersebut mati karena PMK, maka sapi-sapi lainnya yang sedang sakit dengan gejala terkena PMK akan diobati terlebih dahulu sampai sembuh. Setelah itu baru dilakukan vaksinasi kepada sapi-sapi tersebut sebagai pencegahan.
Kematian tiga ekor sapi diduga terjangkit PMK cukup mengejutkan, karena beberapa hari sebelumnya telah dilakukan deklarasi Zero Reported Cases PMK di Kabupaten Grobogan, yang dihadiri Bupati Grobogan Sri Sumarni di Desa Tambirejo, Kecamatan Toeih.
Ihwal kematian tiga ekor sapi dalam satu pekan dalam satu RT di Dusun Singopranan, Desa Belor, Kecamatan Ngaringan, diungkapkan Sadiman, warga desa setempat. Menurut Ketua RT 05 tersebut kematian tiga ekor sapi itu mendadak. Tak hanya itu, saat ini ada beberapa ekor sapi yang tak kuat berdiri.
"Jadi awalnya ada tiga ekor sapi yang mati mendadak. Ditandai dengan mulut yang berbusa, tidak mau makan, dan kuku yang lembek serta mengeluarkan bau yang tidak sedap. Bahkan ada beberapa ekor sapi yang mengalami tanda-tanda terkena PMK juga," ujar Sadiman.
Menurut Sadiman warga memelihara ternak sapi sebagai tabungan. Sehingga jika ada kejadian seperti ini warga menjadi susah. Dia menyebutkan, tiga ekor sapi yang mati mendadak diduga kena PMK tersebut milik, Maulud Adi Pranoto, 25 tahun, Khairun, 46 tahun, dan Sulasman, 48 tahun.
"Mohon dinas terkait bisa membantu kami, karena bagi warga di sini ternak sapi itu ibarat tabungan. Sehingga jika ada kejadian seperti ini kasihan warga yang kehidupannya tidak begitu baik saat ini. Semoga tidak ada kasus PMK lagi, cukup yang mati tiga ekor sapi saja," tambahnya. (*)
Editor : Langgeng Widodo
Artikel Terkait