Beri Kuliah Umum di ISI Solo, Sherly Tjoanda : Pendidikan yang baik Menghasilkan Karakter yang Baik
SOLO,inewsMuria id-Gubernur Maluku Utara, Sherly Tjoanda Laos mengatakan, literasi budaya menjadi fondasi penting untuk memperkuat identitas daerah, sekaligus meningkatkan daya saing generasi muda di tengah perkembangan industri kreatif.
Karena itu, katanya, pengembangan ekonomi kreatif berbasis budaya lokal merupakan fondasi penting bagi masa depan industri seni. Mahasiswa diharapakan dapat memahami potensi budaya daerah, termasuk dari Maluku Utara, sebagai pijakan akademik dan praktik lapangan.
"Jawa Tengah memiliki pengalaman panjang dalam membangun pendidikan, budaya, dan ekonomi kreatif berbasis kearifan lokal. Praktik baik tersebut menginspirasi bagi Maluku Utara. Saya banyak belajar dari Jawa Tengah. Intinya adalah pendidikan yang baik akan menghasilkan literasi dengan karakter yang baik, kreatif, dan produktif," katanya.
"Membangun kolaborasi dengan ISI Solo secara khusus dan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah adalah keputusan yang sangat strategis untuk pengembangan budaya dan ekonomi kreatif di Maluku Utara."
Gubernur Maluku Utara, Sherly Tjoanda Laos hadir di ISI Solo sebagai narasumber dalam Kuliah Umum Pascasarjana ISI Solo dengan mengambil tema pemberdayaan pemuda dan penguatan budaya daerah, “Empowering Youth, Enriching North Maluku”, di Gedung Teater Besar Kampus Kentingan, Rabu (19/11). Pada kegiatan tersebut hadir juga Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi.
Acara berlangsung cukup meriah, hangat, dan mendapat respons positif dari mahasiswa dan peserta yang hadir. Kolaborasi antara ISI Solo, Pemprov Jawa Tengah dan Pemprov Maluku Utara akan menjadi model penguatan budaya dan ekonomi kreatif lintas daerah.
"Maluku Utara berkomitmen untuk memperkuat sektor budaya sebagai penggerak ekonomi baru, dengan mencontoh praktik baik yang telah dijalankan di Jawa Tengah –tentu dengan menggandeng ISI Solo," pungkasnya.
Sementara, Gubernur Ahmad Luthfi mengungkapkan, Jawa Tengah menempatkan ekonomi kreatif sebagai salah satu prioritas pembangunan. Termasuk melalui program Kecamatan Berdaya yang membentuk pusat-pusat kreativitas masyarakat.
“Budaya ini merupakan patron kearifan lokal yang perlu dibudidayakan atau diuri-uri. Jangan sampai kita lupa. Budaya itu adalah benteng pertama dan terakhir,” ungkap Luthfi.
“Dari situ sudah banyak inspirasi bagi Gubernur Maluku Utara untuk membuat terobosan. Ekonomi kreatif dengan landasan budaya dan kearifan lokal akan menjadi pondasi mengembangkan ekonomi kreatif, baik di Jawa Tengah maupun di Maluku Utara. Itu yang paling utama,” lanjutnya.(*)
Editor : Arif F