get app
inews
Aa Text
Read Next : Jejak Sejarah Keris Thailand ada kaitannya dengan Keris di Jawa

Eksistensi Rebab Bali...

Selasa, 14 November 2023 | 18:40 WIB
header img
Worksop Pembelajaran Rebab Bali di Wantilan Sasana Budaya Singaraja Bali, Kamis (9/11/2023).

BULELENG,iNewsMuria.id--Pada instrumen gamelan tradisional khas Bali, rebab adalah satu-satunya alat musik berdawai yang cara memainkannya digesek dan biasanya diperuntukan sebagai pemanis serta pelembut irama gamelan.

Dosen ISI Surakarta Prof Dr Pande Made Sukerta menyebut, alat musik rebab pertama kali dikenalkan di tahun 1920-an yang digunakan untuk penghargaan arja serta semar pegulingan. Namun sekarang, menurutnya, alat musik itu semakin ditinggalkan dan sepi peminat.

Di Buleleng eksistensi rebab semakin sepi peminat bagi kaum muda yang mau mempelajarinya, karena tempo gamelan Buleleng yang terkenal keras dan dinamis, rebab menjadi salah satu alat musik yang kurang diminati. 

Menyikapi hal itu, Prof Dr Pande Made Sukerta melakukan pengabdian kepada masyarakat menggelar worksop Pembelajaran Rebab Bali di Wantilan Sasana Budaya Singaraja, Kamis (9/11/2023). Kegiatan yang bekerja sama dengan Dinas Kebudayaan Kabupaten Buleleng diikuti 25 sekaha gong.

"Workshop ini bertujuan untuk mengembangkan kembali Rebab di Bali khususnya Buleleng dengan menekankan teknik cara memainkan," kata Dr Pande, penanggungjawab kegiatan workshop rebab Se-Kabupaten Buleleng.

Prof Dr Pande Made Sukerta adalah putra daerah kebanggaan Kabupaten Buleleng, asli kelahiran Desa Tejakula. Prof Pande Made adalah salah satu Guru Besar aset ISI Surakarta yang memiliki kompetensi pengetahuan dan praktek dalam bidang gamelan. Salah satu keahlian Beliau adalah memainkan instrumen rebab.

Sebagai orang asli Buleleng, Prof Sukerta memandang perlu membumikan lagi alat musik rebab karena peminatnya kian merosot. Padahal instrumen rebab pada gamelan Bali memiliki unsur kuat untuk mempermanis alunan lagu. 

Rebab Bali ini akan terus gencar dikembangkan kembali untuk melahirkan seniman-seniman rebab di Bali. "Bermain rebab itu tidak ada yang sulit untuk dipelajari asal tekun dan memainkannya dengan hati," katanya.

Dalam sambutannya, Rektor ISI Surakarta, Dr I Nyoman Sukerna memberi apresiasi kepada Dinas Kebudayaan Kabupaten Buleleng, yang memiliki spirit dan sangat konsisten dalam pelestarian serta pengembangan seni tradisional. 

Dalam hal ini gamelan, dimana merasa perlu menginisiasi untuk menindaklanjuti sebagai rencana aksi, setelah UNESCO menetapkan gamelan sebagai warisan tak benda dunia tersebug.

"Kegiatan Workshop Pembelajaran Rebab pada hari ini dilaksanakan dengan spirit atas kebanggaan terhadap gamelan," kata Rektor.

"Terkandung harapan, bahwa melalui kegiatan ini hendaknya menjadi pengingat bagi kita semua tentang lahirnya energi kesadaran yang lebih besar untuk semakin peduli terhadap pelestarian dan pengembangan gamelan untuk kemaslahatan masyarakat dunia."

"Secara lebih luas, kegiatan ini sebagai bentuk ekspresi kebersamaan masyarakat gamelan di Indonesia dalam spirit komitmen menjaga, menggali, mengembangkan, dan memanfaatkan secara positif seni budaya gamelan dari Indonesia untuk masyarakat dunia," tandasnya.

Workshop Pembelajaran Rebab Bali dibuka Kadis Kebudayaan Buleleng, I Nyoman Wisandika. Ia menyampaikan terima kasih kepada ISI Surakarta karena telah menginisiasi pembelajaran tersebut.

Pihaknya berharap selama tiga hari ke depan peserta dapat memanfaatkan dengan baik pembelajaran itu, sehingga bisa melahirkan pemain rebab bali di Kabupaten Buleleng. 

Diungkapkan, di Buleleng, Rebab Bali memang jarang peminat, jika dibandingkan dengan Bali Selatan. Hal ini tentu menurutnya menjadi momen yang baik untuk pengembangan kembali Rebab Bali di Buleleng. 

“Sebanyak 25 peserta dari sanggar, komunitas dan sekahaa ini diharapkan belajar selama 3 hari workshop memainkan rebab diajarkan tekniknya secara langsung," katanya.

"Saya harapkan juga tidak hanya terhenti sampai disini, ini bisa ditularkan ke teman-teman lain sehingga banyak pemain rebab bali di buleleng,” pungkasnya.(*) 

Editor : Langgeng Widodo

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut