Seruan dari Puncak Gunung Lawu : PWI Bersatu dan Akhiri Seteru

KARANGANYAR,iNewsMuria.id-Dari Puncak Gunung Lawu di ketinggian 3.265 mdpl di perbatasan Jawa Tengah dan Jawa Timur berkumandang seruan untuk bersatu bagi Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) pusat dan berbagai daerah yang saat ini tengah dilanda kemelut.
Tim Pendaki dari PWI Surakarta bersama TVRI yang tergabung dalam “Pendakian Lawu Ceria 2025” itu menyampaikan seruan agar persatuan, keceriaan dan kekompakan di tubuh PWI segera tercipta. Mereka membentangkan spanduk di Puncak Hargo Dumilah bertuliskan 'Salam Damai dari Puncak Lawu. Merindu PWI Menyatu. Bersatu Kita Utuh, Bercerai Kita Runtuh'.
Pendakian dimulai dari Gerbang Cemoro Sewu, salah satu gerbang pendakian ke Puncak Lawu dari wilayah Magetan Jawa Timur. Dikoordinir oleh Ketua PWI Surakarta, Anas Syahirul, mereka yang berjumlah 24'orang itu menyusuri dari Pos 1 hingga Pos 5 dan finish di Puncak Hargo Dumilah.
Bergabung dalam pendakian ini yakni tim dari TVRI Jawa Tengah dan TVRI Jatim. Turut mendaki pula Ketua Dewan Pengawas TVRI, Agus Sudibyo. Sementara itu Kepala Stasiun TVRI Jawa Tengah, Jati Setyo Wahyu dan Kepala TVRI Jatim Asep Suhendar melepas para pendaki dari Pos Pemberangkatan Cemoro Sewu.
Anas Syahirul menyampaikan, pendakian ini bukan hanya sebagai sarana olahraga yang menantang dan wisata menikmati indahnya alam pegunungan, melainkan juga digunakan sebagai sarana menyerukan pesan damai dan persatuan untuk PWI.
"Di puncak Lawu kami juga berdoa kepada Tuhan Yang Maha Esa agar PWI bersatu dan berjaya kembali. Kami menyerukan pesan damai dan persatuan dari puncak Lawu untuk organisasi tercinta," kata Ketua PWI Surakarta, Anas Syahirul, Senin (21/7/2025) pagi usai turun dari Lawu.
Anas melanjutkan, pendakian ke Gunung Lawu yang dilakukan dari Sabtu-Minggu (19-20/2025) bukan sekedar perjalanan langkah kaki dari bawah Cemoro Sewu hingga ketinggian 3.265 mdpl. Namun juga membawa harapan yang tulus dan seruan agar pihak-pihak di tubuh PWI yang berseteru mengakhiri perseteruan.
Pasalnya sejak terjadi dualisme kepengurusan PWI Pusat, imbasnya ke mana-mana. Terutama anggota PWI di daerah dari Sabang sampai Merauke terkena dampak serius dalam menjalankan roda organisasi. Kegiatan-kegiatan unggulan seperti Uji Kompetensi Wartawan (UKW) dan lainnya juga terhenti. Persahabatan dan relasi antar warga PWI juga terganggu.
"Dewan Pers melarang PWI sebagai lembaga uji UKW sampai PWI berdamai. Ini dampak yang paling dirasakan,” ungkapnya.
Bahkan kata Anas, dualisme PWI memperburuk kepercayaan pihak-pihak yang selama bertahun-tahun bekerjasama, terutama PWI di daerah. Semua berharap upaya-upaya yang dilakukan sejumlah pihak untuk mengakhiri konflik ini bisa membuahkan hasil.
Untuk kesekian kalinya, lanjut Anas, PWI Surakarta menyuarakan pesan persatuan dan perdamaian di tubuh PWI. Sebelumnya juga menyuarakan seruan yang sama dalam pernyataan bersama dengan tokoh PWI Jateng dan Yogyakarta. Tak lama kemudian muncul mediasi dari salah seorang anggota Dewan Pers untuk menggelar kongres persatuan.
“Kita menghargai semua pihak yang telah mengupayakan agar PWI bersatu dan berjaya kembali. Baik oleh Wamen Kominfo, Pak Dahlan Dahi, Menkum dan pihak-pihak lain terutama dari internal PWI sendiri. Maka hal itu harus didorong dan dirawat semangatnya. Dari Puncak Gunung Lawu ini adalah bagian untuk mendorong dan menjaga energi terwujudnya persatuan dan perdamian di tubuh PWI,” jelas dia.
Sementara itu mantan Anggota Dewan Pers, Agus Sudibyo yang juga turut bergabung mendaki Lawu mengapresiasi PWI Surakarta yang tidak pernah surut mengkampanyekan persatuan dan perdamaian di tubuh PWI.
“Salut untuk PWI Surakarta, terus memberi energi untuk terwujudnya perdamaian PWI. Dan kali ini dengan cara yang unik dan menarik".
"Seruan dari Puncak Lawu bukan seruan biasa. Butuh perjuangan untuk mendaki puncak. Apalagi peserta pendaki bukan anak-anak muda, rata-rata sudah berumur. Perjuangan sampai puncak untuk harapan persatuan itu sangat bermakna, semoga memberi energi,” kata Agus yang juga Ketua Dewan Pengawas TVRI ini. (*)
Editor : Arif F