JEPARA - Tahun ini, dalam peringatan Hari Lahir Ke-96 Nahdlatul Ulama mengangkat tema besar Menyongsong 100 Tahun Nahdlatul Ulama: Merawat Jagat, Membangun Peradaban.
Hj. Hindun Anisah MA yang merupakan Ketua Umum Forum Pengasuh Pesantren Putri (Fasantri) menyebut, tema besar ini menjadi spirit untuk menjadikan NU ke depan semakin berperan dalam kancah internasional.
Membangun Peradaban
Tema dan peringatan Harlah kali ini bagi Hindun, menjadi sangat spesial karena diwarnai dengan pengukuhan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) masa khidmah 2022-2027, sekaligus menjadi awal sejarah baru bagi PBNU yang mengakomodir banyak nama Bu Nyai menjadi pengurus PBNU baik di Syuriyah maupun di Tanfidziyah.
Menurut Hindun, merawat Jagad dalam tema kali ini juga menjadi gambaran dalam mewujudkan NU yang terus berperan global seperti tergambar dalam simbol bola dunia di lambang NU.
“Momentum Harlah dan Pengukuhan PBNU ini menambah spirit untuk menjadikan NU ke depan semakin jaya, dan pengabdian untuk bangsa dan negara semakin maksimal, serta menjadikan Indonesia sebagai rujukan dan inspirasi dunia,” tutur Hindun Anisah di Jepara, Senin (31/1/2022).
Lebih lanjut, Bu Nyai asal Jepara yang sering berdakwah ke luar negeri ini menjelaskan bahwa frasa Membangun Peradaban juga memiliki makna mendalam bagaimana NU hadir dalam mewujudkan perdaban yang tinggi di sepanjang zaman.
Menggandeng Ulama Perempuan
Di usia NU yang ke-96 dan menuju 1 Abad NU ini, Hindun Anisah berharap ulama perempuan semakin mendapatkan tempat, dalam artian bersama ulama’ laki-laki berjuang dan mengabdi dalam membangun peradaban.
“Semua ulama, baik laki-laki maupun ulama perempuan, bersama-sama membangun peradaban itu pas dengan momentum PBNU yang juga telah memasukkan perempuan-perempuan hebat menjadi bagian penting dari kepengurusan PBNU, karena perempuan itu adalah imadul bilad, tiangnya bangsa!,” jelas Hindun.
Peradaban yang dimaksudkan bukan hanya terkait dengan mengembangkan ilmu pengetahuan semata, namun juga pada pembentukan kualitas pembawa peradaban itu sendiri yakni manusia. (rl)
Editor : Aisyah Hasna Muffidah