SEMARANG,iNewsMuria.id-Perkumpulan Solo Bersimfoni, mitra pemerintah dalam pembangunan toleransi dan perdamaian dengan pendekatan nilai budaya lokal Hasthalaku, menggelar workshop selama dua hari, Senin-Selasa, 14-15 Agustus 2023.
Workshop bertema "Pengembangan P5 Projek Bhinneka Tunggal Ika", Program Sekolah Adipangastuti Tingkat SMA di Jawa Tengah yang digelar di Bandungan, Kabupaten Semarang itu diikuti 14 sekolah.
Yakni 7 SMA lama yang sudah melaksanakan program sekolah Adipangastuti, seperti SMAN 1 Solo, SMAN 6 Surakarta, SMAN 1 Kartasura Sukoharjo, SMAN 1 Gemolong Sragen, SMAN 3 Sragen, SMAN 2 Boyolali dan SMAN 1 Karanganyar.
Kemudian, 7 sekolah baru dari screening oleh tim Pembinaan SMA Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Jawa Tengah. Yakni, SMAN 1 Semarang, SMAN 1 Ambarawa, SMAN 7 Surakarta, SMAN 1 Mojolaban Sukoharjo, SMAN 2 Klaten, SMAN 1 Sumberlawang Sragen dan SMAN 1 Wonogiri.
Workshop menghadirkan Ketua Komisi E DPRD Jawa Tengah, Kepala Badan Kesbangpol Jawa Tengah,
Kepala Dinas Pemuda, Olahraga dan Pariwisata, serta Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, berikut Kabid Pembinaan SMA serta Kepala Cabang Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Jawa Tengah Wilayah 1 hingga 7. Kepala PUSPEKA Kemendikbud RI juga dihadirkan, tapi secara virtual.
Selain kepala sekolah dan guru dari 14 SMA itu, workshop juga diikuti para sahabat pendamping sekolah Adipangastuti serta tim Management Information System (MIS) Projek Bhinneka Tunggal Ika Program Sekolah Adipangastuti.
Dalam kesempatan itu, juga ditandatangani nota kesepahaman penyerahan dana hibah bagi 14 sekolah program Adipangastuti dari Solo Bersimfoni yang mendapat dukungan dari BAPPENAS RI melalui Program AIPJ2-DFAT.
Ketua Solo Bersimfoni M Farid Sunarto, mengatakan, tujuan workshop agar Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila Tema Bhinneka Tungal Ika yang diintegrasikan dengan tema RAN PE dalam Perpres Nomor 7/2021 bisa dipahami.
"Selain itu juga dipahaminya Modul P5 atau Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila tema Bhinneka Tunggal Ika dalam implementasi RAN PE untuk SMA dan sederajat," kata Farid.
Dalam sambutannya, Kepala Badan Kesatuan Bangsa Politik (Kesbangpol) Jateng Haerudin menyambut positif workshop Pengembangan P5 Projek Bhinneka Tunggal Ika.
"Workshop ini sangat penting dalam implementasi Rencana Aksi Nasional Pencegahan dan Penanggulangan Ekstremisme Berbasis Kekerasan yang Mengarah pada Terorisme (RAN PE)," kata dia.
Hal senada dikatakan Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Jawa Tengah dalam sambutannya yang dibacakan Kabid Pembinaan Kebudayaan Eris Yunianto.
"Karena program sekolah Adipangastuti sangat bermanfaat, kita berharap tahun depan bisa diperluas, setidaknya satu kabupaten satu sekolah di Jawa Tengah ini," kata Eris.
Terpisah, direktur program Solo Bersimfoni Prof Agung Nur Probohudono PhD mengatakan, dalam menyebarkan toleransi dan keberagaman di Jawa Tengah terutama Soloraya, Solo Bersimponi menggunakan nilai-nilai Hasthalaku.
Hasthalaku adalah nilai-nilai budaya lokal Jawa, hasil riset Solo Bersimfoni dan Pustapako UNS Surakarta, yang merupakan delapan perilaku. Yakni, gotong royong (saling membantu - helpfulness), guyub rukun (kerukunan - harmony), grapyak semanak (ramah tamah-friendly).
Kemudian lembah manah (rendah hati - humble), ewuh pekewuh (saling menghormati - mutual respect), pangerten (saling menghargai - compassionate), andhap asor (berbudi luhur virtouos) dan tepa selira (tenggang rasa-solidarity).
"Atas dukungan program Australia-Indonesia Partnership for Justice (AIPJ-2), sejak 2019, Solo Bersimfoni mengembangkan program yang dimasukkan sebagai co-kurikuler di sekolah SMA yang berlangsung selama 6 bulan," kata Prof Dono.
"Program ini diberi nama program Sekolah Adipangastuti yang bertujuan untuk mengembangkan toleransi dan perdamaian di kalangan remaja dengan menggunakan nilai budaya lokal Hasthalaku."(*)
Editor : Langgeng Widodo