KUDUS, iNewsMuria.id - Sebanyak 50 Madrasah Ibtidaiyah (MI) mengikuti pelatihan MilkLife Coaching Clinic Batch 1, 2 & 3 yang diselenggarakan di Supersoccer Arena, Rendeng Mei hingga Juli 2023 langsung dilatih pelatih asing Coach Timo Scheunemann.
Dalam rentang waktu tersebut, sebanyak 50 guru dari berbagai MI di Kudus sangat antusias mengikuti pelatihan yang dipandu oleh Coach Timo Scheunemann.
Program ini digelar sebagai upaya pembinaan dan pengembangan sepak bola putri di Indonesia, Bakti Olahraga Djarum Foundation dan MilkLife secara rutin menyelenggarakan pelatihan dan turnamen bergengsi yang diberi nama MilkLife Coaching Clinic dan MilkLife Soccer Challenge.
Kegiatan-kegiatan ini bertujuan untuk memajukan sepak bola putri dan menghidupkan semangat serta cinta akan olahraga, dimulai dari tingkat dasar.
MilkLife Coaching Clinic merupakan program pelatihan untuk para guru olahraga di Sekolah Dasar, bertujuan memberikan pemahaman dan keterampilan dasar tentang sepak bola putri kategori U-10 dan U-12. Setelah mengikuti coaching clinic, para guru kembali ke sekolahnya dan membentuk tim sepak bola putri dalam dua kategori usia tersebut. Tim-tim tersebut kemudian akan bertanding dalam MilkLife Soccer Challenge yang diadakan tiga hingga empat kali dalam setahun di Supersoccer Arena, Rendeng, Kudus, Jawa Tengah.
Salma Munawwaroh, Kepala Seksi Pendidikan Madrasah Ibtidaiyah Kementerian Agama Kabupaten Kudus, menyambut baik keterlibatan puluhan MI dalam pelatihan ini. Menurutnya, kegiatan ini berfungsi untuk meningkatkan kecerdasan sosial dan emosional para siswa, yang diharapkan berdampak positif pada pembentukan karakter mereka.
Salma menjelaskan, sepak bola adalah olahraga beregu yang memberikan dampak positif pada keterampilan dan kecerdasan anak-anak dalam mengelola emosi dan berinteraksi sosial. Keterampilan bekerjasama dan berkolaborasi yang terwujud saat bermain sepak bola dapat memupuk rasa percaya diri, kemampuan mengelola emosi, dan membangun kecerdasan sosial.
Partisipasi siswi dalam sepak bola putri merupakan langkah tepat dalam mengembangkan potensi peserta didik di bidang non-akademis. Selain meningkatkan berbagai keterampilan lunak, kegiatan ini juga mendorong mereka untuk lebih aktif berolahraga, terutama dalam era di mana banyak anak terpaku pada gawai mereka.
Tak hanya melibatkan 50 guru MI di Kudus, program MilkLife Coaching Clinic juga diikuti oleh 61 guru Sekolah Dasar negeri dan swasta, sehingga total peserta pelatihan mencapai 111 orang. Selain itu, 16 pelatih dari Sekolah Sepak Bola (SSB) di Kudus dan 29 mantan pesepak bola juga ikut serta, sebagai antisipasi jika ada sekolah yang akan bertanding di MilkLife Soccer Challenge bulan Agustus dan September 2023, namun tidak memiliki guru olahraga.
Coach Timo Scheunemann, seorang pelatih berlisensi UEFA A, berbagi pengalaman dan materi dalam coaching clinic ini, termasuk mengenai penguasaan bola atau ball mastery, dribbling, passing, taktik menyerang dan bertahan, serta program latihan sesuai standar Sekolah Sepak Bola (SSB).
Salah satu materi teknik dasar yang penting untuk dikuasai adalah ball mastery. Materi ini dibagi oleh Coach Timo menjadi dua tingkatan, yaitu variasi mudah dan sulit. Dimulai dari penguasaan bola secara perlahan, kemudian meningkatkan kecepatan, hingga dapat dilakukan tanpa melihat, yang menuntut fokus individu sebagai titik awal, dan dribbling dengan menggunakan berbagai sisi kaki, baik kiri maupun kanan.
Dalam pelatihan ini, Coach Timo juga membahas teknik dribbling dan passing dalam tiga aspek, yaitu teknik, taktik, dan fisik. Pada teknik, yang terpenting adalah keaktifan kaki dalam mengontrol bola. Sedangkan pada taktik menyerang dan bertahan.
Sementara itu, Program Director Bakti Olahraga Djarum Foundation, Yoppy Rosimin mengatakan, coaching clinic yang diadakan bagi para guru dan nantinya bermuara para turnamen sepak bola putri MilkLife Soccer Challenge merupakan upaya dari Djarum Foundation dan produsen susu MilkLife dalam menggelorakan semangat berolahraga agar para siswi sekolah dasar mulai mengenal dan mencintai sepak bola.
Dengan begitu, diharapkan kelak akan lahir para pesepak bola putri profesional yang bisa membawa Indonesia berlaga di Piala Dunia.
“Untuk itu, kami berkomitmen untuk menyebarkan semangat dan kecintaan berolahraga, khususnya sepak bola putri kepada siswi-siswi Sekolah Dasar di Kudus, Jawa Tengah. Sebelum kita melangkah ke tahap pembinaan para pemain, guru-guru SD kita latih terlebih dahulu mulai dari teknik dasar yang baik dan benar, sehingga kemudian mereka bisa menularkan ilmu yang telah didapat dari program coaching clinic ini kepada siswi binaannya. Semoga dari kegiatan ini, akan lahir pesepak bola yang bisa berjuang demi Indonesia di kejuaraan kasta tertinggi, yaitu Piala Dunia. Terima kasih untuk pihak-pihak yang telah mendukung, yaitu Kemenag, dinas pendidikan, tenaga pendidik, dan juga Ortuseight yang telah menyiapkan jersey yang dikenakan para siswi selama bertanding pada MilkLife Soccer Challenge,” kata Yoppy.
Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta