MURIA.iNews.id-Tragedi di Stadion Kanjuruhan Malang usai laga Liga 1 antara Arema VS Persebaya tampaknya hampir mirip yang terjadi di Stadion Nasional (Estadio Nacional), Lima, Peru saat laga Peru vs Argentina, 58 tahun yang lalu.
Saat itu, para suporter di Stadion Nasional yang dihalau pihak keamanan berebut keluar. Namun karena pintu stadion masih tertutup, mereka berdesak-desakan bahkan terinjak-injak. Akibatnya, 326 suporter tewas di dalam stadion.
Demikian juga dengan tragedi di Stadion Kanjuruhan Malang yang menewaskan 127 orang. Para suporter yang turun ke lapangan akibat timnya kalah 3-2 dihalau polisi dengan gas air mata setelah masuk lapangan. Mereka lari tunggang langgang. Akibatnya, banyak yang terinjak-injak dan kehabisan nafas sehingga meninggal.
Sebenarnya kasus yang mirip sekali dengan tragedi di Stadion Kanjuruhan Malang adalah tragedi di Stadion Olahraga Accra, Ghana, tahun 2001, yang menewaskan 126 orang.
Saat itu, suporter marah dan ngamuk setelah tim kesayangan Kotoko kalah dari Heart of Oak. Para suporter yang mengamuk dan turun lapangan ituem dihalau polisi dengan menyemprotkan gas air mata.
Mereka pun lari tunggang langgang mencari pintu keluar. Lantaran pintu stadion belum dibuka, tragedi pun terjadi. Sebanyak 126 suporter tewas-terinjak injak dan berdesak desakan.
Selain di Stadion Nasional, Lima, Peru yang menewaskan 326 suporter, di Stadion Kanjuruhan Malang yang menewaskan 127 orang, serta di Stadion Olahraga Accra, Ghana, yang menewaskan 126 orang, masih ada tragedi sepak bola yang menewaskan banyak orang, dikutip Antara dari footballgroundguide.com.
Tahun 1989, tragedi terjadi di Stadion Hillsborough, Inggris, saat laga antara Liverpool vs Nottingham Forest. Karena berdesak-desakan menuju pintu ke luar stadion, setidaknya 96 orang tewas.
Berdesak-desakan dan terinjak-injak juga menjadi penyeban kematian 93 suporter di Stadion Dasharath, Nepal, saat pertandingan antara Janakpur Cigarette Factory dan Liberation Army of Bangladesh pada 1988.
Awalnya pertandingan berjalan baik, tetapi di tengah laga terjadi badai salju yang menyebabkan para penonton panik karena 75 persen areal stadion masih terbuka. Lalu, polisi menghalau mereka yang justru mengarah penonton ke pintu keluar yang masih tertutup.
Editor : Langgeng Widodo