get app
inews
Aa
Read Next : Siapapun Presidennya Tak Akan Mampu Hapus Korupsi di Indonesia, Ini Penyebabnya

Pengumuman Kenaikan BBM Mendadak, Tidak Bisa Diprediksi Rakyat

Minggu, 04 September 2022 | 14:18 WIB
header img
Harga BBM terbaru

KUDUS, iNewsMuria - Masyarakat Indonesia kena prank dua kali, menyusul kenaikan harga Pertalite dari Rp 7.650 menjadi Rp 10.000 per liter.

Selain Pertalite, harga Bahan Bakar Minyak (BBM) subsidi lainnya juga mengalami kenaikan. Harga Solar subsidi dari Rp 5.150 menjadi Rp 6.800 per liter dan Pertamax dari Rp 12.500 menjadi Rp 14.500 per liter.

Kenaikan harga diumumkan langsung oleh Presiden Joko Widodo pada Sabtu (3/9/2022) pukul 13.30 WIB itu langsung diberlakukan satu jam kemudian.

"Yah kena prank juga kita, akhirnya harga pertalite naik, wk wk wk...," kata Mahardika, salah seorang warga, mengomentari kenaikan harga BBM subsidi, Minggu (4/9/2022).

Kamis (1/9/2022), warga juga kena prank, kelakar. Sehari sebelumnya, Rabu (31/8/2022) malam, antrian mobil dan sepeda motor mengular di sejumlah SPBU, untuk membeli BBM bersubsidi jenis Pertalite, Solar, dan Pertamax.

Namun mereka kecele, karena esuk paginya harga BBM subsidi tidak naik. Justru pemerintah menurunkan harga BBM nonsubsidi.

Ketika mengumumkan kenaikan harga BBM subsidi, Sabtu (3/9/2022), Presiden Jokowi mengatakan, "Saat ini pemerintah membuat keputusan dalam situasi yang sulit."

"Ini adalah pilihan terakhir pemerintah yaitu mengalihkan subsidi BBM sehingga harga beberapa jenis BBM akan mengalami penyesuaian," ujar Presiden Jokowi dalam jumpa pers di Istana Merdeka.

Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, anggaran subsidi dan kompensasi energi akan kembali membengkak sebesar Rp 198 triliun, jika tidak ada kenaikan harga BBM Pertalite dan Solar.

Ia mengatakan, saat ini anggaran subsidi dan kompensasi energi untuk 2022 dipatok sebesar Rp 502,4 triliun. Angka itu sudah membengkak Rp 349,9 triliun dari anggaran semula sebesar Rp 152,1 triliun guna menahan kenaikan harga energi di masyarakat.

Namun, dengan kondisi berlanjutnya kenaikan harga minyak mentah dan pelemahan kurs rupiah, diperkirakan anggaran tersebut tidak akan cukup hingga akhir tahun. Terlebih, konsumsi Pertalite dan Solar diperkirakan akan melampaui kuota yang ditetapkan.

"Kami perkirakan subsidi itu harus tambah lagi, bahkan bisa mencapai Rp 198 triliun, menjadi di atas Rp 502,4 triliun. Jadi nambah, kalau kita tidak menaikkan (harga) BBM, kalau tidak dilakukan apa-apa, tidak ada pembatasan," kata Sri Mulyani.

Editor : Ade Achmad Ismail

Follow Berita iNews Muria di Google News Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut