JAKARTA, iNewsMuria - Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang digadang sebagai solusi stunting kini jadi sorotan nasional akibat maraknya kasus keracunan. Hingga 13 Oktober 2025, Jaringan Pemantau Pendidikan Indonesia (JPPI) mencatat 11.566 siswa menjadi korban, dengan lonjakan 1.084 kasus baru dalam seminggu terakhir.
Kondisi ini menimbulkan kekhawatiran besar terhadap keamanan pangan anak sekolah di seluruh Indonesia. Dampaknya tidak hanya fisik, tetapi juga mengganggu proses belajar mengajar dan kepercayaan publik terhadap inisiatif pemerintah.
Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu'ti menyampaikan keprihatinannya atas insiden yang menimpa ribuan siswa. "Kami menyampaikan keprihatinan atas terjadinya peristiwa keracunan itu. Kami sudah beberapa kali rapat lintas kementerian untuk memperbaiki pelaksanaan MBG agar aman dan dapat terlaksana sesuai harapan Bapak Presiden," ujar Mu'ti di Jakarta, Kamis (16/10/2025).
Pemerintah kini gencar membahas perubahan sistem pengelolaan MBG untuk mencegah kejadian serupa. Mu'ti menekankan bahwa mekanisme baru akan melibatkan evaluasi ketat dari Badan Gizi Nasional (BGN) sebelum diterapkan secara luas.
Salah satu opsi inovatif adalah membuka peluang bagi sekolah untuk menyelenggarakan MBG secara mandiri melalui konsep school kitchen. "Sehingga, tidak semuanya harus melalui cara seperti yang sekarang ini ada. Tapi, ini masih kami bicarakan di rapat lintas kementerian," tambah Mu'ti.
Perubahan ini akan diresmikan melalui Peraturan Presiden (Perpres) baru yang menjadi dasar hukum pengelolaan MBG.
"Mekanisme tersebut masih dalam tahap pembahasan lintas kementerian dan akan dipastikan setelah Perpres terkait pengelolaan MBG resmi diterbitkan," jelas Mu'ti.
Editor : Arif F
Artikel Terkait