Karomah
Mengutip Laduni.Id, darah perjuangan Kiai Sholeh Darat tak lepas dari orang tuanya, yakni Kiai Umar. Dalam sejarahnya, Kiai Umar termasuk panglima perang dari pasukan Pangeran Diponegoro untuk wilayah Semarang dan sekitarnya. Kiai Umar bukan saja mengaji dengan para santrinya, tetapi juga mengangkat senjata untuk mengusir penjajah yang menyengsarakan rakyat Nusantara. Begitupun darah perjuangan Kiai Umar juga mengalir dalam diri Kiai Sholeh Darat.
Mengajar santri tetap istiqomah, tetapi pergerakan melawan penjajah tidak pernah ditinggalkan. Terbukti santri-santrinya seperti KH Hasyim Asy’ari juga sangat gigih dalam melawan penjajah, bahkan sampai masuk penjara. Kiai Sholeh Darat bukan saja mengajarkan santrinya ilmu agama, tetapi juga ilmu perjuangan yang sudah mengalir dalam dirinya dari sang ayah, Kiai Umar. Kiai Sholeh Darat Semarang merupakan sosok ulama’ besar pada abad ke-19.
Murid-muridnya menjadi ulama’ besar yang sangat berpengaruh dalam gerak sejarah NKRI. Etos dan semangat Kiai Sholeh Darat dalam pendidikan sangat besar, sebesar perjuangannya dalam melawan penjajah. Murid-murid Kiai Sholeh Darat akhirnya berjuang dengan lahir batin untuk lahirnya negara bernama Indonesia ini. Para ulama’ abad ke-19 memang mempunyai darah perjuangan sangat besar yang terilhami dari Pangeran Diponegoro.
Editor : Ade Achmad Ismail
Artikel Terkait