Kisah spiritual seseorang memang berbeda-beda. Banyak diantara manusia yang masih mencari jati diri mereka, dan masih berpindah-pindah keyakinan. Namun, perpindahan keyakinan ini tentu melalui proses yang sulit dan pertimbangan yang matang. Banyak pertentangan yang mereka alami. Mulai dari efek untuk diri sendiri, keluarga, hingga lingkungan masyarakat.
Beberapa pengusaha Indonesia ini mengalami kisah perpindahan keyakinan menjadi seorang mualaf. Ceritanya pun menarik untuk dibahas. Bukan untuk dihujat atau sebagai bahan perbincangan negative, namun bisa diambil sisi positifnya.
1. Djohari Zein
Pria yang akrab disapa Pak Jo ini mengatakan bahwa saat memutuskan memeluk agama Islam, itu karena ia akan menikah dengan istrinya. Keterlibatan sang istrinya pun sangat besar. Sang istri sangat mendukungnya. Setelah menjadi mualaf, lingkungan Islam sangat menyambut hangat Pak Jo. Selain itu, banyak yang bersedia membantu memberikan ilmu agama kepadanya.
Djohari Zein adalah pendiri dari ekspedisi JNE. Ia merupakan bos mualaf, yang lahir di Medan, Sumatera Utara pada tahun 1954. Diketahui jika keluarganya adalah kelompok pedagang Tionghoa yang menganut agama Buddha. Sekitar tahun 1982, dia memutuskan menjadi mualaf serta menjadikan Al-Quran sebagai pedoman hidup. Bukan sembarang mualaf biasa, Djohari bahkan memiliki mimpi besar untuk membangun 99 masjid.
2. Jusuf Hamka
Singkatnya, ia jadi mualaf usai melihat suatu majalah yang menceritakan pengusaha mualaf pada usia 24 tahun. Awalnya, Jusuf Hamka menemui Sekretaris Masjid Agung Al-Azhar Jakarta Ustaz Zaimi untuk menyatakan niatnya masuk Islam.
Dari situlah, dia pun dibawa ke rumah ulama terkenal, Buya Hamka. Jusuf Hamka menceritakan alasan Buya Hamka agar segera masuk Islam hari itu juga. Menurut Jusuf Hamka, alasan Buya Hamka agar dirinya segera masuk Islam adalah takut menjadi dosa.
3. Fitria Yusuf
Fitria Yusuf merupakan CEO PT Citra Marga Nusaphala Persada Tbk. Putri pengusaha dan tokoh muslim Tionghoa Indonesia, Jusuf Hamka ini mengucapkan dua kalimat syahadat pada Kamis, 12 Maret 2020 silam di Masjid Lautze, Sawah Besar, Jakarta Pusat.
Video bos perusahaan mualaf yang mengucapkan syahadat ini sempat viral di media sosial. Fitri mengaku memeluk Islam karena mendapat hidayah, serta terinspirasi dari perbuatan ayahnya. Tak sekedar sebagai seorang ayah dan atasan yang baik, Fitria mengaku melihat ayahnya sebagai umat Muslim yang taat dalam menjalankan ibadah dan bersedekah.
4. Lee Kang Hyun
Lee Kang Hyun merupakan mantan vice president Samsung Indonesia. Selama bekerja di Indonesia, Lee Kang Hyun mulai lancar berbahasa Indonesia dan akrab dengan ragam budaya Nusantara. Dari situlah ia mulai mengenal soal agama Islam sebagai salah satu kepercayaan mayoritas di Indonesia.
Lee mulai mengenal Islam dari temannya. Ia pun mulai belajar tata cara salat, hingga pada tahun 1994 ia memutuskan menjadi mualaf dan mengucapkan dua kalimat syahadat di Masjid Agung Sunda Kelapa, Jakarta Pusat. Setelah bos perusahaan ini jadi mualaf, dia kerap disapa Pak Haji, meski belum menunaikan rukun Islam kelima ini.
5. Hermanto Wijaya
Menurutnya, tetangganya selama ini mayoritas beragama Islam. Seringnya bersosialisasi dan melihat kegiatan sehari-hari umat Muslim di sekitarnya sejak lama memberi dampak besar pada diri dan sikapnya. Hingga akhirnya dia yakin untuk mualaf usai mempelajari Islam. Dia pun meminta izin kepada istri dan anak-anaknya. Tak disangka bahwa keluarganya pun memberikan izin.
Bos Jaya Raya Solution (Jaya Raya Elektronik) ini menjadi mualaf beberapa tahun yang lalu. Bos perusahaan ini mengucapkan dua kalimat syahadat di Masjid Raya Citra Grand City, Palembang pada 3 Mei 2019. Setelah menjadi seorang Muslim, namanya menjadi Muhammad Hermanto Wijaya.
6. Herman Halim
Herman Halim merupakan Bos Bank Maspion, sekaligus anak dari Alim Markus. Sebelum masuk Islam, diketahui jika dirinya beberapa kali pindah agama. Kisah anaknya yang memeluk agam Islam yang memberi inspirasi kepada bos Bank Maspion tersebut untuk jadi mualaf. Pada 2004, dia mengucapkan dua kalimat syahadat di Masjid Cheng Hoo Kota Surabaya. Herman Halim mengaku merasakan keajaiban setelah memeluk Islam.
Editor : Aisyah Hasna Muffidah
Artikel Terkait