JATENG, iNewsMuria.id - Kepala Puskesmas Kembang, dr. Figi Bayu bersama tenaga kesehatan memiliki cara yang unik dalam melakukan kegiatan vaksinasi anak.
Halnya ketika melakukan giat vaksin di Madrasah Ibtida’iyyah Negeri (MIN) 1 Cepogo, Kembang, Jepara, semua tenaga kesehatan mengenakan baju seragam SD putih-merah.
Hal tersebut terlihat manakala gelaran vaksinasi pelajar dari usia 6-11 tahun yang digelar oleh Badan Intelijen Negara (BIN) Jawa Tengah sedang berlangsung di Jepara pada Rabu, (26/1) lalu.
Dikatakan dr. Figi Bayu, mengenakan seragam SD itu kami lakukan agar pelajar tingkat usia sekolah dasar agar nyaman, “Kami sengaja mengenakan seragam SD, agar anak-anak merasa nyaman, rileks dan tidak takut ketika hendak disuntik vaksin”, tutue Figi.
Pendekatan psikologi sosial ini merupakan salah satu upaya agar siswa, orang tua dan masyarakat memahami pentingnya vaksinasi dan menjalankan protokol kesehatan 5 M agar tercapai kekebalan komunal (herd immunity).
“Kami akan terus menerus mengedukasi dan mengajak masyarakat agar berperilaku sehat, mencuci tangan, memakai masker, menjaga jarak dan menghindari kerumunan agar pandemi Covid-19 segera berakhir," terangnya.
Kegiatan vaksinasi yang digelar BIN Jateng ini dilakukan secara serentak di 11 kota maupun kabupaten di Jateng.
Kesebelas kabupaten/kota tersebut antara lain: Kabupaten Brebes, Grobogan, Jepara, Karanganyar, Kudus, Pekalongan, Pemalang, Temanggung, Wonosobo, Kota Semarang dan Kota Tegal.
Kepala BIN Jateng Brigjen TNI Sondi Siswanto mengungkapkan bahwa target peserta vaksin kali ini adalah sebanyak 13.000 dosis vaksin Sinovac.
“BIN Jateng gencar menyelenggarakan vaksinasi anak/ pelajar usia 6–11 tahun sebagai wujud pelaksanaan instruksi presiden dan dukungan kepada pemerintah daerah, agar segera bisa melaksanakan pembelajaran tatap muka (PTM) 100%, ujar Sondi.
Pihaknya berupaya menyisir dan menyasar target vaksinasi anak usia 6-11 tahun dengan menggandeng tenaga kesehatan untuk melakukan edukasi dan pendekatan persuasif kepada pihak sekolah dan orang tua siswa.
“Dari laporan di lapangan, masih banyak orang tua siswa yang belum mengizinkan anaknya untuk disuntik vaksin karena kekhawatiran yang berlebihan akibat berita yang kurang tepat”, sambung Sondi.
Editor : Achmad Fakhrudin
Artikel Terkait