MURIA.iNews.id-Satu container berisi handycraft dan mebeler furnitur terbuat dari kayu, bambu dan rotan dilepas Berlawalata Group menuju Kota Valensia, Spanyol, Selasa (8/21/2022).
Pelepasan ekspor dilakukan Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Solo, Nugroho Joko Prastowo dan Pimpinan Berlawalata Group Nini Sartini, disaksikan Komite Ekonomi Kreatif Surakarta.
Nugroho Joko Prastowo mengatakan, proses untuk sampai ke pasar ekspor, tidaklah mudah. Mulai dari proses mengenalkan produk melalui pameran, negosiasi desain dan harga, hingga pengiriman barang.
"Itu semua membutuhkan sebuah sinergi manajemen yang terpadu dan melibatkan banyak stakeholders," kata Joko.
Dalam kesempatan itu, Joko melontarkan gagasan untuk membuat sebuah konsep rumah kurasi guna membantu produk-produk unggulan UMKM di wilayah Solo Raya.
"Dan rumah kurasi ini akan memberi fasilitas pelayanan, tidak hanya untuk pengiriman barang ekspor ke luar negeri, namun lebih berfungsi sebagai laboratorium ekspor," katanya.
Joko juga menyoal,.perlunya badan hukum yang kuat untuk rumah kurasi, karena akan menaungi banyak UMKM yang menjadi anggota. Misal, badan hukumnya. Dan yang tidak kalah penting, jaminan dari hasil kurasi produk-produk potensi ekspor.
"Jaminan itu dapat diberikan tatkala para curator bisa mendapat sertifikasi profesi sebagai curator professional melalui Lembaga Sertifikasi Profesi," kata Joko.
Liliek Setyawan dan Sutanto dari Komite Ekonomi Kreatif Surakarta mendukung gagasan itu, adanya laboratorium ekspor rumah kurasi. Mereka berharap, laboratorium itu nantinya bisa focus pada urusan diplomasi untuk menjalin dan menguatkan hubungan yang lebih baik dengan para calon buyer maupun buyer.
Kontak yang sudah terjalin akan membutuhkan konten-konten yang berupa katalog yang lebih detail. Sehingga di rumah kurasi perlu di back-up dengan laboratorium yang akan menjadi tempat untuk mendesain produk-produk yang diminati oleh buyer.
"Komunikasi desain ini membutuhkan waktu yang cukup lama sehingga terjadi kesepakatan atas desain yang dikehendaki oleh buyer, baik itu desain untuk kfurniture, mebel maupun desain untuk produk tekstil," kata Liliek.
Nini Sartini menambahkan, selain manajemen pengiriman container, menjalin relasi yang baik dengan buyer dan desain yang sesuai juga perlu menambahkan narasi pada setiap produk yang dihasilkan. Solo kaya dengan narasi budaya dan sejarah yang melatarbelakangi setiap produk kreatif.
Saat ini, Nini mengaku mengajak ibu-Ibu PKK untuk membuat anyaman dan pada pengiriman tadi, anyaman tersebut juga sudah masuk kedalam container dikirim ke Spanyol. Dan yang tidak kalah penting adalah membuka pasar pasar baru melalui pameran-pameran yang efektif di luar negeri.
"Untuk pasar yang sudah ada saat ini di Spanyol, perlu diperluas, jika rumah kurasi terbentuk, dengan cara pameran di kota-kota lain di luar Valensia, misalnya di Madrid atau Barcelona yang mempunyai potensi pasar lebih besar," kata Sartini.(*)
Editor : Langgeng Widodo
Artikel Terkait