Peringatan Sumpah Pemuda ke-97, Warga Solo Gelar Mimbar Rakyat Ini Isinya
SOLO,iNewsMuria.id-Memperingati Hari Sumpah Pemuda ke-97, sejumlah warga Solo menggelar mimbar rakyat, tanggal 28 Oktober 2025, bertema : Makzulkan Gibran dan Adili Jokowi. Sejumlah tokoh nasional "antijokowi" dari berbagai daerah dihadirkan dalam mimbar bebas tersebut. Sebut saja, Dr Rismon Sianipar dan Dr Roy Suryo, mantan sesepuh Partai Golkar Jawa Tengah Sutoyo Abadi, terpidana kasus ijazah palsu Jokowi, Bambang Tri dari Blora, pegiat sosial dari Medan Ade Darmawan, serta sejumlah aktifis dari Kota Solo, Wuri, Lilik, dan Usman Amiruddin.
Semula mimbar rakyat Peringatan 97 tahun Sumpah Pemuda itu digelar dua hari, tanggal 27 dan 28. Namun kegiatan hari pertama yang rencananya digelar di Desa Sawahan Kecamatan Ngemplak Boyolali itu batal, karena sejumlah pembicara yang dihadirkan dan sejumlah warga yang akan hadir dihadang sejumlah orang dan jalan menuju lokasi diblokade.
Batal menghadiri acara, para tokoh "antijokowi" menggelar persis conference (jumpa pers) yang dipandu Michael Sinaga. Intinya mereka menyayangkan pengadangan itu sehingga acara batal serta tetap menyuarakan "Makzulkan Gibran dan Adili Jokowi" dengan berbagai alasan.
Akhirnya, mimbar rakyat Peringatan Hari Sumpah Pemuda hanya digelar di depan Gedung Umat Islam di kawasan Kertopuran Kota Solo, tepat tanggal 28 Oktober. Dalam mimbar rakyat itu, satu persatu para tokoh berorasi di atas mobil. Antara lain Dr Rismon Sianipar, Sutoyo Abadi, dan Usman Amiruddin.
Dalam orasi itu, Sutoyo Abadi menjelaskan kronologi, bagaimana Joko Widodo (Jokowi) yang dulu sebelum jadi presiden orangnya lugu dan polos kemudian menjadi culas dan jahat membangun oligarki, memperkaya diri serta menggunakan kekuasaan saat menjadi presiden.
"Dengan alasan itu, Jokowi layak diadili," kata Sutoyo Abadi sambil mengepalkan tangan sebelum mengakhiri orasinya dan turun dari panggung.
Sementara itu Dr Rismon Sianipar, selain tetap mengungkap ijazah palsu mantan Presiden Jokowi, dalam orasinya, dia juga menyuarakan pemakzulan Gibran Rakabuming Raka dari kursi wakil presiden. Dr Rismon menuding, Gibran tidak lulus SMA dan telah memalsukan data dalam mencaalonkan diri sebagai wapres.
Dengan alasan itu, Gibran layak dimakzulkan. "Makzulkan Gibran dulu, baru adili Jokowi," kata Dr Rismon dengan berapi-api.
Tokoh yang lain, dalam orasinya, meminta Presiden Prabowo Subianto untuk tidak merasa berutang pada Jokowi. Ia mengatakan, kalau Prabowo menuruti apa kata Jokowi, negara ini akan makin hancur dan Prabowo sebagai presiden akan terjebak permainan Jokowi.
"Sebagai negarawan, Pak Prabowo harus berani. Usut tuntas kasus-kasus peninggalan Jokowi, seperti IKN, kereta cepat Whoosh," tandasnya.
Editor : Arif F