Festival Borobudur 2025 Suguhkan Pengalaman Spiritual dan Visual yang Tak Terlupakan

MAGELANG, iNewsmuria - Gelaran Festival Borobudur Peace & Prosperity (BPF) 2025 yang berlangsung selama tiga hari, dari Sabtu (10/5/2025) hingga Senin (12/5/2025) menyuguhkan kemeriahan di kawasan Candi Borobudur. Festival akbar ini bertepatan dengan perayaan Hari Raya Waisak, momen sakral bagi umat Buddha dari berbagai penjuru dunia yang berkumpul di pelataran candi megah ini.
BPF 2025 menghadirkan empat sub-festival yang masing-masing membawa pesan perdamaian dan kesejahteraan global melalui medium yang berbeda. Pengunjung disuguhi seni pertunjukan memukau, pameran kerajinan budaya, kuliner Nusantara, serta kehadiran tokoh-tokoh penting dunia.
Rangkaian acara BPF 2025 dibuka dengan Kirab Adat Budaya Nusantara oleh MATRA, dengan Wakil Menteri Kebudayaan, Giring Ganesha, memberikan sambutan. Giring menegaskan komitmen Kementerian Kebudayaan untuk mendukung acara ini dan menyoroti peran Borobudur dalam diplomasi budaya.
"Borobudur harus kita buat jadi salah satu pusat ziarah dan spiritualitas global. Borobudur harus menjadi sumber penelitian dan pendidikan, Borobudur harus menjadi pendorong ekonomi," ujar Giring, seperti dalam keterangan resminya, Jumat (16/5/2025).
Hari pertama festival dilanjutkan dengan Larung Pelita Purnama Siddhi di Sungai Progo, termasuk Pelita Api Abadi Merapi dengan video Laser Show. Hari kedua diisi Merti Karuna Bumi Festival di Candi Pawon, dilanjutkan penampilan "Voice of Unity" oleh Elfa Secioria’s Children Choir di Candi Borobudur.
Bhumi Mandala Festival di Candi Ngawen menutup rangkaian acara dengan Festival Balon Udara yang menarik ribuan pengunjung. Acara dilanjutkan dengan Kirab Sego Wiwit dan pemecahan Kendi Panca Warna, tradisi tahunan untuk mendoakan kesejahteraan dunia.
Wakil Menteri Ekonomi Kreatif, Irene Umar, menyatakan kebanggaannya atas festival ini.
"Festival ini luar biasa, dari namanya saja sudah ada 'bumi'-nya. Kita memberikan thank you note, sense of gratitude, kembali pada bumi," kata Irene.
Yayasan Meccaya Surya Prakasa juga menggelar kegiatan sosial seperti bersih-bersih sungai, donor darah, dan pembagian sembako. Tahun ini, ada donasi mesin pengembalian botol plastik di area Candi Borobudur.
CEO Meccaya, Ricky Surya Prakasa, berkomitmen mendukung pengembangan pariwisata Borobudur.
"Daur ulang botol plastik adalah upaya kita bersama untuk menjaga keindahan Borobudur dan meningkatkan kenyamanan wisatawan," kata Ricky.
Editor : Arif F