get app
inews
Aa Text
Read Next : Berdayakan Masyarakat Lokal, Ratusan Warga Dilibatkan dalam Pelaksanaan Program Makan Bergizi Gratis

Hari Jadi Kudus Bakal Direvisi, Ini Alasannya...

Minggu, 29 Desember 2024 | 20:11 WIB
header img
Masjid Menara Kudus.

KUDUS,iNewsMuria.id-Hari Jadi Kudus yang ditetapkan 23 September berdasarkan Perda Nomor 11 Tahun 1990 dinilai kurang memiliki dasar keilmuan yang kuat.

Hal itu mengemuka dalam diskusi budaya bertajuk “Menyongsong 500 Tahun Kudus 956-1456 Hijriyah, Jejak Laku Syaikh Jafar Shadiq dalam Membentuk Peradaban Kudus yang Sejahtera, Harmoni, dan Takwa”, Senin (24/12/2024).

Hadir dalam diskusi, Bupati dan Wakil Bupati Kudus terpilih, Samani Intakoris dan Bellinda Birton, Kepala Disbudpar Mutrikah, Javanolog dari Yogyakarta Irfan Afifi menambahkan, da pendiri Yayasan Al Manar Maesah Agni.

Dalam kesempatan itu, Maesah Agni mengatakan, jika penanggalan yang tertulis dalam naskah akademis Perda Nomor 11 Tahun 1990 dikonversi, seharusnya Hari Jadi Kudus jatuh pada 2 Oktober, bukan 23 September.

"Namun dari pembacaan prasasti, Kudus sebenarnya berdiri pada 19 Rajab 956 Hijriyah, atau 23 Agustus 1549 dalam penanggalan Masehi," kata Maesah Agni.

Nah, lanjut Maesah, berbekal prasasti tertulis yang dipahat di Menara Masjid Sunan Kudus, maka penting tindak lanjut serius dari Pemkab Kudus untuk merevisi penetapan Hari Jadi Kota Kudus.

"Revisi Perda Nomor 11 tahun 1990 tentang Hari Jadi Kudus memang sudah lama diwacanakan. Alasannya, penentuan Hari Jadi Kudus dinilai rancu, dan tak memiliki dasar pijakan keilmuan yang jelas," pungkasnya.

Sementara itu merespons usulan dalam diskusi, Bupati Kudus terpilih, Samani Intakoris siap merevisi Hari Jadi Kudus di 2025. Selain itu, pihaknya juga berencana mendirikan museum Sunan Kudus.

"Pentingnya melacak kembali sejarah dan peran Sunan Kudus dalam perkembangan Kabupaten Kudus. Sebab filosofi Gusjigang (Bagus, Ngaji, Dagang) yang diwariskan Sunan Kudus telah menjadi dasar kehidupan warga Kudus," kata Samani.

“Namun hal ini kami rasa belum selesai. Perlu diskusi dan kajian mendalam untuk menggali lebih jauh peran Sunan Kudus dalam membentuk identitas Kudus yang kita kenal saat ini."

Pihaknya ingin memperdalam pengetahuan sejarah Sunan Kudus. Kemudian mendokumentasikannya dalam bentuk museum. Keberadaan museum ini, untuk memperkenalkan sejarah dan warisan Sunan Kudus kepada generasi muda dan masyarakat luas.

”Setelah dilantik, kami segera membentuk tim kajian agar tak ada lagi perbedaan Hari Jadi Kudus. Tentu ini membutuhkan kesepakatan dan persetujuan bersama dan kajian akademisnya,” pungkasnya.(*)

Editor : Langgeng Widodo

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut