GROBOGAN,iNewsMuria.id – Di antara 1.199 jamaah calon haji yang dilepas oleh Bupati Grobogan Sri Sumarni dari halaman Setda Grobogan, ada pasangan suami istri yang tersenyum bahagia.
Usia keduanya tak muda lagi, namun mereka tetap bersemangat menaiki bus yang akan membawa mereka bersama jamaah calon haji lainnya ke Asrama Haji Donohudan, Boyolali.
Iya pasangan kakek nenek Mashudi (73) dan Suyatmi (68) warga Desa Menduran, Kecamatan Brati, Kabupaten Grobogan, Senin (27/5/2024) alhamdulillah akhirnya berangkat ke Tanah Suci Makkah.
Kebahagiaan mereka karena upaya Mashudi dan istrinya menabung uang hasil jualan pentol selama belasan tahun, mampu membawa mereka untuk berangkat ibadah haji.
Mashudi, selama ini dikenal sebagai pedagang pentol. Ayah dari empat anak yang sudah memberikan beberapa cucu tersebut, sejak 1998 memang berdagang pentol keliling.
Pada tahun itu pula dirinya sempat membeli foto Kabah dengan bingkai besar yang kemudian dipasang di dinding rumahnya. Ternyata hatinya selalu bergetar setiap memandang foto Kabah tersebut.
Sejak itulah Mashudi berniat untuk naik haji, ia pun bersemangat untuk menjajakan dagang pentol keliling Kota Purwodadi. Dengan menaiki sepeda tuanya, Mashudi berpindah pindah lokasi.
Hingga akhirnya ada lokasi yang membuat dagangannya lari, hingga dia sempat beberapa kali pulang pergi untuk menambah dagangannya. “Ada SD di dekat pangkalan dokar yang sekarang jadi pusat kuliner di Jetis, Purwodadi,” ujar Mashudi tersenyum.
Tak hanya itu, dia pun mencoba lokasi lainnya, hasilnya membuat Mashudi semakin semangat menyisihkan keuntungan hasil jualannya. Hingga akhirnya dia bisa membeli sawah.
Selain itu mobilitasasnya dalam berjualan pentol pun semakin ringan karena dari sisihan hasil jualan pentol mampu untuk membayar sepeda motor yang kini menemaninya berjualan.
“Saya dulu hanya jualan pentol saja. Alhamdulillah setelah ada sawah, pagi jualan sampai siang, istrirahat kemudian sore ke sawah,” ujar Mashudi yang dikenal suka guyon ini.
Hingga akhirnya pada 2012 dia mendftar haji bersama istri. “Istri saya tawari mau iku ibadah haji, alhamdulillah mau. Sehingga tahun 2012 saya resmi mendaftar haji,” tutur Mashudi.
Perlahan tabungan hasil jualan pentol ditambah sisihan hasil panenan, semakin besar jumlahnya. Hingga akhirnya pada 2024 dia dan istrinya pun mampu melunasi biaya haji.
“Sebenarnya saya bisa berangkat dua tahun lalu, namun karena ada corona akhirnya mundur dua tahun. Alhamdulillah tahun ini saya dan istri bisa beribadah haji. Mohon didoakan nggih,” kata Mashudi. (*)
Editor : Arif F