JAKARTA, iNewsMuria – Melonjaknya harga kedelai membuat pengrajin tahu dan tempe beberapa menghentikan produksinya. Melihat keadaan tersebut, Menteri Perdagangan, Muhammad Lutfi menyiapkan mitigasi kebijakan untuk mengatasi kenaikan harga kedelai yang tengah terjadi dan akan diumumkan pada minggu depan.
"Sekarang kami sudah menyiapkan mitigasi untuk harga kedelai tersebut. Kami akan putuskan pada kesempatan pertama minggu depan. Nanti akan saya umumkan kebijakannya," kata Mendag, Kamis (17/2/2022).
Mendag menjelaskan, terdapat beberapa sebab yang membuat harga kedelai dunia melonjak, salah satunya yakni terjadi elnina yang sangat basah di Argentina dan Amerika Selatan. Kondisi itu menyebabkan suplai kedelai menjadi sangat terbatas, sehingga harga menjadi naik.
Selain itu, terdapat restrukturisasi dari peternakan binatang di China yang mendapatkan 5 miliar babi yang dulu makannya tidak diatur, namun saat ini diberi makan kedelai.
"Jadi permintaannya sangat tinggi menyebabkan harga sangat tinggi. Nah, ini yang menyebabkan harga kedelai di Indonesia juga tinggi," ujar Mendag.
Mendag menambahkan, budidaya kedelai di Indonesia saat ini dalam kondisi bagus. Namun, dari kebutuhan dalam negeri sebanyak 3 juta ton tahun, pasokan domestik baru mencapai 500 ribu sampai 750 ribu ton per tahunnya.
Dengan demikian, 80%-90% dari kebutuhan nasional masih diimpor dari sejumlah negara.
Editor : Ade Achmad Ismail