GROBOGAN,iNewsMuria.id – RSUD Dr R Soedjati Purwodadi, Kabupaten Grobogan terus berbenah untuk meningkatkan kualitas dan kwantitas pelayanan serta keterbukaan informasi publik.
Salah satunya melalui Focus Group Discussion atau FGD untuk mendapatkan sumbang saran perencanaan pengembangan kinerja pelayanan dan keterbukaan informasi publik, Selasa (23/4/2024).
Kegiatan yang digelar di ruang rapat II RSUD Dr R Soedjati Purwodadi tersebut dihadiri Direktur RSUD Purwodadi Edi Mulyanto dan dipandu Wakil Direktur Titik Wahyuningsih.
FGD tersebut mengundang berbagai elemen masyarakat, mulai camat, kepala kelurahan, ikatan bidan, ikatan dokter, perusda, hingga organisasi masyarakat.
“Melalui kegiatan ini, kami berharap mendapatkan sumbang saran untuk peningkatan pelayanan, tidak hanya kualitas tapi juga kuantitas,” jelas Edi Mulyanto saat membuka FGD.
Untuk itu RSUD Purwodadi terus melakukan pengembangan pelayanan dan kelengkapan gedung. Seperti, lanjut Edi Mulyanto, pembangunan gedung pelayanan jantung dan ongkologi.
Pihaknya tambah Edi, telah menyusun masterplan dan strategi bisnis. Kendati demikian RSUD Purwodadi tetap berharap adanya masukan dan dukungan dari masyarakat.
Selama ini sambungnya, RSUD Dr R Soedjati Purwodadi sudah menyediakan saluran pengaduan atau saran dan masukan melalui kotak saran, website maupun WA pengaduan di nomor 085102703030.
“Namun belum banyak yang memanfaatkannya, untuk itu kami menggelar FGD dengan harapan ada sumbang saran untuk pengembangan dan peningkatan pelayanan,” kata Direktur RSUD Purwodadi Edi Mulyanto.
Salah satu sumbang saran disampaikan oleh Camat Purwodadi Tondi Sumarjaka yang mendasarkan kepada kejadian yang dialaminya ketika memeriksakan anak ke RSUD Dr R Soedjati Soemodiardjo Purwodadi.
“Apakah ada pembedaan pelayanan untuk pasien yang menggunakan BPJS dengan yang pembayaran mandiri. Kami yang menggunakan BPJS juga harus menunggu lama untuk mendapatkan layanan di poliklinik,” jelas Tondi.
Menanggapi hal tersebut, Edi Mulyanto menegaskan tidak ada pembedaan pelayanan antara pasien mandiri dan BPJS. Hanya saja ada prosedur yang harus dijalani untuk pasien BPJS, salah satunya finger.
“Beberapa waktu lalu terjadi sistem finger untuk layanan BPJS eror, sehingga sambil menunggu sistem pulih kami melayani yang mandiri. Namun kami tegaskan tidak ada perbedaan layanan,” kata Edi Mulyanto.
Mengenai pelayanan poliklinik atau rawat jalan menurut Edi Mulyanto, memang ada beberapa dokter yang harus melakukan tindakan operasi pasien di pagi hari kemudian baru ke poliklinik.
“Ke depan akan kami atur jadwalnya agar pasien tidak harus menunggu lama di poliklinik. Kami tetap menerima sumbang saran, kritik demi kemajuan RSUD Dr R Soedjati Soemodiardjo yang tahun ini berusia 100 tahun,” tambah Edi Mulyanto. (*)
Editor : Arif F