SEMARANG,iNewsMuria.id-Tak henti-hentinya Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) bersama Mitra Kerja Anggota Komisi IX DPR RI Tuti Nusandari Roosdiono melakukan edukasi percepatan penurunan stunting melalui kegiatan Sosialisasi KIE Program Pembangunan Keluarga, Kependudukan, dan Keluarga Berencana (Bangga Kencana).
Sosialisasi yang digelar di Dusun Semilir, Kelurahan Bawen, Kecamatan Bawen, Kabupaten Semarang, Selasa (14/11/2023), dihadiri beberapa pihak terkait. Antara lain, Sis Budiyono Tenaga Ahli Anggota DPR RI Komisi IX Tuti Nusandari Roosdiono, Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana Kabupaten Semarang Dewi Pramuningsih.
Kemudian, Ketua KNPI Kabupaten Semarang Bagus Suryo Kusumo dan Sri Rahayu, tokoh masyarakat Lemah Ireng sekaligus tuan rumah, serta masyarakat Kecamatan Bawen. Tuti Nusandari Roosdiono Anggota DPR RI Fraksi PDI Perjuangan hadir secara virtual.
Dalam sambutannya melalui virtual, Tuti Nusandari Roosdiono menyampaikan, salah satu program kerja di Komisi IX DPR RI untuk keluarga Indonesia adalah bersinergi dengan BKKBN untuk penguatan program penurunan stunting yang di targetkan secara nasional menjadi 14 persen pada tahun 2024.
Pihaknya berharap agar kegiatan tersebut dapat mengedukasi masyarakat secara menyeluruh.
“Ingat ya bapak ibu, anak stunting sudah pasti kecil tapi anak yang kecil belum tentu stunting. Jadi bapak, ibu, jagalah asupan gizi, pola asuh, serta perbaikan sanitasi dan akses air bersih," ungkap wanita yang lahir di Salatiga itu melalui virtual.
"Tingkatkan perhatian kita terhadap kesehatan ibu hamil dan bayi serta Balita. Karena undangan kegiatan sifatnya terbatas, maka saya harap bagi teman ataupun tetangga yang belum bisa hadir, agar dapat beri tahu juga ilmunya.”
Dalam kesempatan itu, Dewi Pramuningsih memaparkan, anak yang mengalami kekurangan makanan bergizi cenderung menjadi lemah dan tidak aktif, sehingga terjadi penurunan interaksi dengan lingkungannya dan menyebabkan adanya perkembangan yang buruk, ditandai dengan aktivitas yang menurun.
Tentu saja hal-hal tersebut dapat menghambat anak untuk mengembangkan potensinya untuk beradaptasi dengan lingkungan sosialnya.
Dia menambah bahwa orang tua yang merupakan lingkungan sosial pertama yang berinteraksi dengan anak memegang peranan yang sangat serius dalam proses perkembangan sosial anak.
"Oleh karena itu, perlu diperhatikan pengetahuan orang tua, pola asuh orang tua, tingkat pendapatan keluarga, serta pemberian nutrisi yang diberikan pada anak," katanya.(*)
Editor : Langgeng Widodo